ri lepuspa castle: February 2007

lepuspa castle

Saturday, February 24, 2007

Cerpenku

Temans,

Ini adalah sepenggal cerpen hasil karya sendiri (ceilah...) yang akhirnya bisa juga diposting (walaupun belum selesai seluruhnya, masih bersambung):

Uuh…sebel deh…pagi-pagi sudah diceramahi. Jangan lupa minum vitamin. Jangan terlambat makan siang. Jangan malas latihan bowling. Jangan berlari kalau menyeberang jalan. Jangan jajan sembarangan. Jangan pipis di celana…eits yang terakhir tentunya tambahanku saja. Habisnya sebel berat deh. Memangnya dia itu siapa, seenak udelnya ceramahi aku, jangan ini jangan itu. Pagi-pagi pula. Iya sih, sudah hampir setahun dia jadi pacarku. Tapi kan cuma pacar. Mamaku saja tidak secerewet ini.

Kupandangi handphone biru mudaku, handphone kesayanganku (iya lah, cuma satu-satunya yang kumiliki kok) dengan sedikit cemberut. Sekitar 5 menit yang lalu, dari benda itulah terdengar ceramah yang menyebalkan itu. Kebiasaan Faris sejak dia menjadi pacarku. Sebelum jam 8 pagi yang berarti sebelum aku masuk kuliah, dia dengan rajinnya menghubungi aku melalui handphone biru mudaku ini untuk mengingatkan banyak hal yang menurutnya menjadi kebiasaan jelekku. Awalnya aku senang sekali mendengar suara beratnya menceramahi aku. Rasanya seperti seorang puteri cantik sedang diperhatikan oleh pangeran ganteng dari kerajaan tetangga. Tapi sejak dua minggu yang lalu, entah kenapa kebiasaan Faris ini selalu membuat aku uring-uringan, terasa begitu menjengkelkan.


“Pagi Sarah,” sapaan riang mengagetkan aku. Dan lebih mengagetkan lagi ketika tahu siapa empunya suara itu. Wicak, Sang Ketua Himpunan Mahasiswa jurusanku yang baru saja terpilih sekitar sebulan yang lalu. Sebelum menjadi Ketua Himpunan Mahasiswapun, Wicak memang ganteng dengan perawakan proporsional dan kemampuan akademik serta berorganisasi yang tidak diragukan lagi. Orangnya ramah, dan katanya (aku belum pernah berinteraksi dengannya dalam dua hal terakhir ini) senang membantu orang lain, serta enak diajak ngobrol...

Penasaran? Ingin tahu kelanjutan cerita antara Sarah, Faris, dan Wicak? Silakan kunjungi blog saya yang lain: http://lepuspaworks.blogspot.com

Monday, February 19, 2007

The Attractor Factor (Joe Vitale)

Seminggu ini, setengah sampai satu jam seharinya saya meluangkan waktu untuk membaca satu buku yang menurut saya sangat bagus. Saya menyebutnya sebagai ‘Motivational Book’. Kenapa saya menyebutnya begitu? Karena buku itu memberikan motivasi yang sangat besar buat saya untuk memulai suatu kehidupan yang belum pernah saya alami selama ini. Kehidupan yang bagaimana? Kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan, kesenangan, dan kedamaian. Ternyata tanpa saya sadari selama ini saya berada dalam kedupan yang sebaliknya, dan setelah membaca buku tersebut (bahkan sejak halaman-halaman awal) saya sadar harus meninggalkan kehidupan tersebut dan memulai kehidupan yang, saya jamin, sangat diinginkan oleh semua orang.

Judul buku tersebut adalah The Attractor Factor: 5 Langkah untuk Mewujudkan Kekayaan (atau Apapun) yang Anda Idamkan. Buku yang tidak terlalu tebal ini sangat mudah dipahami (dalam Bahasa Indonesia pula), dan sejak awal telah menyentuh dan membuka mata saya terhadap kehidupan ini (thanks to my dearest husband who has encouraged me to read this ‘lovely’ book). Memang kadang-kadang saya agak bosan dengan contoh-contoh kasus yang menurut saya terlalu banyak disajikan dalam buku ini, mungkin karena pikiran saya sudah terset untuk mempercayai buku ini sebelum saya membacanya. Sehingga tanpa contoh-contoh kasus sebanyak itupun, saya sudah mempercayainya. Tetapi mungkin bagi pembaca yang masih ragu-ragu dengan isi buku tersebut (bisa berjalan atau tidak di kehidupan kita), contoh-contoh kasus sebanyak itu diperlukan. Menurut saya, tulisan ini disajikan bagi para pemula yang sedang mencari-cari jalan untuk memperbaiki kualitas kehidupannya.

Isi dari buku ini menceritakan 5 langkah efektif yang bisa mengantarkan kita pada apa yang kita inginkan. Ke 5 langkah tersebut adalah:
1. mengetahui apa yang tidak kita inginkan
2. menyeleksi apa yang kita inginkan
3. menghapuskan seluruh keyakinan negatif atau yang membatasi kita
4. merasakan bagaimana rasanya jika kita memiliki, melakukan, atau menjadi apapun yang kita inginkan
5. pasrah saat kita bertindak sesuai dorongan naluriah kita, dan biarkan hasil yang kita inginkan terwujud.

Penulis buku ini (Joe Vitale) memulai dengan mengulas kepercayaannya bahwa manusia itu memiliki kemampuan untuk menciptakan, atau menurut bahasanya, menarik apapun yang diinginkan manusia tersebut. Baginya tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Apa yang dipikirkan seseorang dengan energi dan fokus cenderung akan tercipta dalam kehidupannya. Dia mendasarkan keyakinannya ini pada prinsip-prinsip spiritual yang tak terbatas waktu. Menurutnya apa yang menciptakan lingkungan luar adalah suasana batin kita. Suasana batin bagaimanakah yang bisa menciptakan lingkungan luar sesuai dengan yang kita inginkan? Ternyata sederhana saja yaitu: berbahagialah sekarang juga. Maksudnya jika kita merasa berbahagia maka kita akan mendapatkan apapun yang diinginkan. Karena ternyata di balik semua hal yang kita inginkan terdapat hasrat kebahagiaan. Dan sebenarnya kita tidak perlu memiliki apapun untuk bahagia lho. Kita bisa ‘memilih’ untuk bahagia dalam kondisi apapun.

Selanjutnya pembahasan melaju pada langkah pertama. Langkah ini merupakan langkah yang dibahas paling singkat hanya sekitar 7 halaman. Intinya dimanapun dan kapanpun, hal-hal yang negatif selalu kita temui baik dengan cara melihat, mendengar, maupun mengalaminya. Hal-hal negatif tersebutlah yang dipercayai menarik hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi dalam kehidupan kita. Namun bukan berarti kita tidak perlu mengenalinya. Justru kenalilah apa yang tidak kita inginkan. Tapi jangan sampai kita terlena pada langkah pertama ini, justru kita harus segera beralih ke langkah berikutnya. Rupanya inilah mengapa penulis membahasnya hanya dalam 7 halaman saja.

Tulisan dengan cepat bergulit ke langkah selanjutnya. Langkah kedua ini intinya adalah mengubah setiap keluhan/hal yang tidak kita inginkan menjadi hal-hal yang kita inginkan. Kita harus tahu apa saja sih yang sebenarnya kita inginkan itu. Dengan mengetahui apa yang kita inginkan, maka semua hal yang berhubungan dengan pencapaian keinginan itu akan tertarik kepada kita dan bersama-sama mewujudkan apa yang kita inginkan tersebut. Cara yang ditawarkan oleh penulis adalah dengan menuliskan di selembar kertas mulai dari pribadi yang ingin kita ciptakan, hal yang ingin kita lakukan, hal-hal yang ingin kita miliki, sampai pada bagaimana perasaan dan tingkah laku kita pada saat kita sudah memiliki itu semua.

Langkah ketiga merupakan penghapusan sisa-sisa pemikiran negatif yang ada di dalam diri kita. Di bagian ini kita diajak untuk percaya dan yakin sepenuhnya akan tercapainya semua keinginan kita. Seringkali berbagai peristiwa di masa lalu menjadi ‘halangan’ yang untuk terkabulnya keinginan kita dan seringkali pula kita tidak menyadarinya. Misalnya rasa sakit hati kepada seseorang itu biasa menyebabkan ketidaktenangan dan ketidaknyamanan hidup kita. Dan tidak kita sadari hal ini membuat kita tidak bahagia. Padahal kita perlu merasa bahagia untuk terkabulnya keinginan kita. Kita perlu membebaskan diri kita dari masa lalu tersebut. Maka memaafkan orang tersebut menjadi jalan yang terbaik untuk membebaskan diri kita dari halangan tersebut. Penulis juga memberikan suatu metode untuk membersihkan diri, sebagai istilah yang dipakai penulis untuk membebaskan diri sepenuhnya dari pemikiran negatif. Dia memberikan suatu teks dengan beberapa tempat dikosongkan untuk diisi oleh kita tentang perasaan atau keyakinan yang ingin dibebaskan dan yang ingin dimiliki oleh kita. Kemudian teks ini harus diucapkan dengan lantang oleh kita, maka niscaya kita dapat membebaskan diri dari pemikiran negatif yang dituliskan dan diucapkan tersebut.

Kemudian pembahasan masuk kepada langkah keempat. Menurut saya langkah ini cukup mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Kita hanya perlu membayangkan dan merasakan seolah-olah semua yang kita inginkan itu telah kita miliki. Ya, kita diajak untuk ‘berkhayal’. Mengapa hal ini dapat membantu terkabulnya keinginan-keinginan kita? Menurut penulis, karena hal tersebut berhubungan dengan emosi. Emosi yang kita miliki mempunyai kekuatan untuk mewujudkan keinginan-keinginan kita itu. Energi dalam emosi kita akan bekerja untuk menarik kita menuju kenginan kita dan sebaliknya menarik keinginan kita kepada kita. Dengan ‘berkhayal’ bahwa kita sudah memiliki apa yang kita inginkan, maka emosi (dan energi) kita akan terfokus pada yang kita inginkan tersebut. Dan salah satu energi terdahsyat yang dapat kita rasakan adalah rasa syukur. Dengan bersyukur atas segala sesuatu dalam kehidupan kita ini, maka perasaan kita akan berubah menjadi lebih tenang, rileks, dan bahagia. Tidak percaya? Coba saja. Bahkan dalam Islam juga hal ini berlaku. Kita disarankan untuk bersyukur dahulu kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepada kita dalam setiap doa kita sebelum kita memanjatkan berbagai permintaan kita. Seperti pembahasan dua langkah sebelumnya, penulis juga memberikan suatu cara untuk membantu kita ‘berkhayal’ dengan lebih baik. Yakni dengan menuliskan ‘khayalan’ kita tersebut di selembar kertas seolah-olah kita menulis skenario kehidupan kita sendiri yang kita inginkan. Menyenangkan sekali bukan?

Langkah terakhir merupakan langkah terpenting menurut penulis, yaitu pasrah. Apa yang dimaksud dengan pasrah ini? Pilihlah apa yang kita inginkan dan biarkan Allah membawanya kepada kita. Biarkan Dia mengatur peristiwa yang akan mewujudkan keinginan kita. Kita boleh saja meminta apapun yang kita inginkan, tetapi kita tidak tahu apa yang terbaik bagi kita. Hanya Allahlah yang tahu, karenanya kita relakan saja jika Allah memberikan sesuatu yang pastilah terbaik untuk kita walaupun secara kasat mata itu bukanlah sesuatu yang kita inginkan. Namun perlu diingat juga bahwa berpasrah tidak berarti tidak melakukan apa-apa, berpasrah bukan berarti menyerah. Melainkan berpasrah sambil terus bekerja sesuai dengan kata hati kita. Dengan berpasrah, maka kita menginginkan sesuatu tanpa merasa membutuhkannya. Semakin kita berpasrah maka semakin tinggi peluang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Ada satu peristiwa yang saya alami yang saya pikir bisa menjadi contoh praktek isi buku tersebut. Peristiwa kecil sih, tapi menambah keyakinan saya akan isi buku tersebut. Hari Jumat lalu, saya pergi ke Jakarta untuk suatu urusan. Dari awal, suami sudah mengingatkan akan hujan yang mulai mengguyur Jakarta lagi dan kemacetan yang cukup parah jika hujan terjadi. Buat saya ini adalah langkah pertama, merupakan ‘identifikasi’ hal-hal yang tidak saya inginkan. Entah kenapa, saya tidak terlalu khawatir akan hal tersebut, walaupun sejak berangkat dari rumah mendung menaungi perjalanan kami. Saya yakin tidak akan terjadi hujan di Jakarta selama saya ada di sana sehingga tidak terjadi kemacetan yang parah. Ini adalah langkah kedua, yaitu mengubah hal-hal yang tidak kita inginkan menjadi hal-hal yang kita inginkan. Selama perjalanan, saya berusaha menghilangkan sisa-sisa ketidakyakinan saya akan hujan dan kemacetan di Jakarta, salah satunya dengan cara memikirkan betapa tenang, senang, dan bahagianya saya kalau Jakarta cerah dan jalanan lancar. Saya juga memikirkan bahwa semua urusan saya di Jakarta berjalan baik dan lancar. Ketidakyakinan itu semakin hilang karena ketika sampai di Jakarta, matahari bersinar cukup cerah. Ini merupakan penggabungan dari langkah ketiga dan keempat. Namun ketika mendung yang cukup pekat melanda tempat yang saya kunjungi, saya pasrah saja dengan berpikir: saya ingin hujan tidak terjadi agar jalanan tetap lancar, namun terjadilah apa yang harus terjadi, Ya Allah. Amin. Ini adalah langkah yang kelima. And guess what? Saya hanya mengalami gerimis tidak lebih dari 5 menit dan kemacetan yang tidak berarti. Sementara suami (kami mempunyai urusan berbeda jadi selama di Jakarta berada di tempat berbeda juga), mengalami hujan yang cukup deras dan lama yang mengakibatkan kemacetan yang cukup parah dalam perjalanan menuju tempat kami bertemu di suatu tempat untuk pulang kembali ke Bandung bersama-sama. Dan saya ingat dia sudah mempunyai pemikiran tentang hujan dan macet ini sejak kami berangkat dari Bandung…:) ;)

Semoga bermanfaat…

Wednesday, February 14, 2007

'Mencium' Agama...

Beberapa waktu yang lalu, sehabis makan malam, gw dan suami sedang duduk-duduk di sofa ruang tengah sambil membaca buku dan menikmati secangkir teh panas plus sedikit makanan ringan. Tepat di depan kami, duduk di tikar rotan (kami menjadikannya sebagai tempat di ruang tengah untuk kegiatan anak-anak, apakah menonton tv, membaca buku, belajar bersama, mengaji, atau sekedar mengobrol bercerita bersama) sambil memegang buku pelajaran masing-masing. Mereka terlihat cukup serius karena keduanya akan menghadapi ulangan sekolah di keesokan harinya. Sasha, tampak sekali-sekali memberitahukan Ivan, bagaimana caranya belajar dengan baik. Ah… senangnya melihat anak-anak belajar bersama dengan rukun dan tenang.

Setelah sekitar ¾ jam, Ivan menutup bukunya sambil berkata: “Selesai..!” Sasha yang masih menyisakan ¼ bagian dari bukunya berkata: “ Ah, masa. Kok cepet amat. Buku yang ini udah belum..?” Di tangan Sasha ada sebuah buku cetak kepunyaan Ivan yang tadinya tergeletak tidak jauh dari kaki Ivan.

“Udah, tadi kan yang pertama kali dibaca buku itu,”jawab Ivan sambil menjatuhkan tubuhnya terlentang di atas bantal besar. Siap bersantai-santai.

“Betul, udah dibaca semua?” Tanya Sasha. Ivan mengangguk.”Udah, hapal semua?”

“Udah,”jawab Ivan dengan suara lebih keras, mungkin agak kesal karena ditanya-tanya terus oleh Sang Kakak.

“Ayah, coba tanya-tanya Ade; katanya udah hapal semua,” Tiba-tiba Sasha mengalihkan perkataannya kepada Sang Ayah.

“Buat apa?” Tanya Ivan dengan nada protes.

“Eh.. biar besok nggak lupa pas ulangan. Inget nggak, terakhir ulangan katanya kan ada yang lupa,”kata Sasha.

“O, iya. Ya udah, ayo Yah, tanya-tanya Ade,”pinta Ivan sambil menarik-narik celana bermuda Ayahnya.

Walaupun sedang asyik membaca, Sang Ayah – suamiku, menunda bacaannya untuk memenuhi permintaan Sang Anak tercinta. Gw sendiri – Sang Bunda, tertarik memperhatikan mereka dan melepaskan perhatian dari bacaan di tangan. Dan ternyata memang menyenangkan mendengarkan suami bertanya (kadang-kadang diselingi pertanyaan tambahan dari Sasha) sementara Ivan menjawab dengan cara dan nada anak kecil yang menurutkan lucu. Dan kemudian sampailah pada pertanyaan ini: “Coba sebutkan salah satu hak manusia yang paling mendasar?”

Ivan dengan semangat menjawab, “Mencium agama!”

Gw dan suami saling berpandangan ga ngerti. Sementara Sasha spontan tertawa, dan di sela-sela tawanya dia berkata,”mungkin maksudnya ‘memeluk agama’…ha…ha..ha.. Dipikirnya sama seperti memeluk dan mencium orang …ha..ha…”

Ha…ha… Aduh anak gw ini lucu sekali…Gw dan suami juga tertawa bersama. Sementara Ivan cemberut dan ngambek. Cepat-cepat gw peluk dia sambil berkata-kata menjelaskan apa yang kita tertawakan,”….tapi kan Ade tetep anak Ayah dan Bunda yang pinter, soleh, baik, ganteng… Ga apa-apa salah itu, kan sekarang Ade udah tau yang benarnya seperti apa. Semua orang juga pernah salah kok” bujuk gw. “Seperti dulu, Bunda….bla..bla..” dan berceritalah gw tentang beberapa kesalahan di masa kecil.

Lama-lama wajah Ivan berseri kembali. Sambil bermanja-manja memeluk dan menciumi gw dan suami bergantian, dia berkata,”Ade sayang Bunda…sama Ayah juga…”

“Sama Kaka..?”Kata Sasha ketika namanya tidak disebut oleh Ivan.

“Iya, sama Kaka juga…” Kemudiaan Sasha memeluk Ivan dan Ivan balas memeluk Sasha.

Ah….Kalian memang anak-anak Ayah dan Bunda yang paling soleh/solehah, manis, pintar, baik, lucu, menyenangkan… Alhamdulillah…Ya, Allah…terima kasih atas segala berkah yang Kau berikan…

Thursday, February 08, 2007

The Secret

Akhir-akhir ini kita sering mendengar (dari tv, radio, obrolan orang), membaca (dari koran, tabloid, majalah, situs, tulisan para blogger), melihat (baik langsung atau walau hanya dari layar tv) berbagai bencana yang terjadi di sekeliling kita (bahkan mungkin mengalaminya langsung). Belum lagi sebagian besar waktu di tempat kita sendiri dinaungi awan dan diguyur hujan yang bisa lebat dan seharian. Tidak dipungkiri hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kita, dari mulai pikiran, mood, bahkan kesehatan; yang tentunya bisa berpengaruh terhadap keberhasilan kita untuk mencapai tujuan hidup (mimpi-mimpi) kita.

Gw sendiri ga pengen hal-hal tersebut (dan semua hal yang ya…menurut gw negatif lah) menjadi penghalang dalam hidup gw. Gw lihat di ‘masa-masa sulit’ tetap ada orang-orang yang mampu hidup bahagia, senang, sehat, berhasil, dsb. Dan gw pengen menjadi bagian dari mereka. Tentunya mereka punya ‘sesuatu’ yang membuat mereka bisa seperti itu. Dan Alhamdulillah, malam minggu kemaren (3 Feb) gw (dan suami) diberi kesempatan untuk mendapatkan ‘sesuatu’ yang mereka miliki itu, melalui sebuah film berdurasi sekitar 1,5 jam dengan judul “The Secret”.

Inti dari film tsb, yang merupakan ‘sesuatu’ itu, adalah ‘law of attraction’. Bahwa manusia itu memiliki kekuatan semacam magnet bagi alam semesta. Berbagai hal akan tertarik oleh magnet kita berdasarkan apa yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang kita ucapkan; bahkan pada saat kita tidak sadar melakukannya. Pikiran dan ucapan yang negatif akan menarik hal-hal negatif bagi kita dan sebaliknya pikiran dan ucapan yang positif akan menarik hal-hal positif bagi kita. Jadi kalau kita menginginkan menjadi konglomerat misalnya, kita harus serius menginginkannya kemudian kita pikirkan pada saat itu bahwa kita sedang menuju ke sana bahkan membayangkan bagaimana kalau kita sudah menjadi konglomerat, dan katakanlah: dalam tiga tahun saya akan menjadi konglomerat, misalnya. Atau kalau kita ingin sembuh dari penyakit (bahkan penyakit berat sekalipun), pikirkan pada saat itu bahwa kita sudah sembuh dari penyakit tersebut, dan katakan: saya sudah sembuh, atau saya sehat. Satu hal lagi di dalam berpikir dan berucap, jangan memakai kalimat negatif atau dengan kata lain memakai kata ‘tidak’ atau ‘jangan’. Jadi jangan berpikir atau berkata: ‘saya tidak sakit’, tapi pikirkan dan katakan ‘saya sehat’.

Tapi bagaimana ya, kita mengatur dan menjaga agar pikiran dan ucapan kita selalu positif? Di sinilah perasaan kita menjadi pemeran utama. Perasaan marah, sedih, takut, khawatir menyebabkan kita berpikir dan berkata negatif. Sementara perasaan senang, cinta, bahagia menyebabkan kita berpikiran positif. Jadi dalam keadaaan apapun usahakan kita selalu merasa senang, cinta, bahagia; karena perasaan kita itu selalu bisa kita kondisikan tanpa dipengaruhi oleh lingkungan kita. Betul, awalnya akan terasa berat, tapi kalau sudah biasa itu ringan sekali melakukannya. Cobalah…

Bagaimana sih cara kerja dari ‘law of attraction’ itu? Menurut para pakar, pikiran kita adalah gelombang , seperti juga setiap partikel yang menyusun alam semesta. Pikiran kita selalu menghasilkan getaran yang akan direspon oleh alam semesta. Jadi kalau kita berpikiran dan berucap: sehat atau sembuh, maka pada saat itu alam semesta bersatu untuk mendukung apa yang kita pikirkan dan kita ucapkan. Dan terjadilah apa yang kita pikirkan dan kita ucapkan tersebut. Kita menjadi sembuh dan sehat.

Tahapan apa saja yang bisa kita lakukan agar ‘the secret’ itu bekerja? Pertama, tentukan apa yang kita inginkan (misalnya menjadi kaya, sehat, lulus cumlaude, naik jabatan, dsb). Selanjutnya , percaya bahwa yang kita inginkan itu sudah dikabulkan, walaupun belum terlihat secara nyata. Dan terakhir adalah menerima apa yang diberikan oleh alam semesta kepada kita (bagaimana bisa terjadi semua yang kita inginkan kalau kita menolak untuk mendapatkannya, ya kan…?). Tahapan ini bisa berhasil lebih cepat dan kuat jika dibantu oleh dua hal. Pertama adalah rasa syukur atas apa yang telah kita dapatkan dan, kedua adalah melakukan visualisasi atas apa yang kita inginkan dalam bentuk gambaran yang kuat dan perasaan mendalam.

Penasaran…? Silakan dicoba, dan dijamin berhasil jika dilakukan dengan baik dan sepenuh hati…

Tuesday, February 06, 2007

Pameran Franchise

Dari hari Jumat (2 Feb) sampai hari Minggu (4 Feb), gw datang ke pameran franchise dalam negeri di Gedung Manggala Siliwangi, Jl. Aceh Bandung. Bukan suatu kebetulan, gw (bersama suami tentunya) dengan rajin setiap hari dari tiga hari tersebut menyambangi pameran tersebut. Melainkan karena Leha-leha dan C’lup-c’lup (ini adalah usaha terbaru keluarga kami yang baru saja dirambah, masih menjadi frenchisee dari pemilik yang sama dengan Leha-leha) juga berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Gw nilai pamerannya cukup berhasil karena lumayan banyak pengunjung (padahal pertama kali datang kita harus bayar karcis masuk sebesar Rp 20.000 lho) dan para pesertanya cukup menarik. Satu hal yang membuat gw kagum adalah beberapa dari pemilik franchise masih begitu muda umurnya, awal 30 tahunan bahkan ada yang di bawah 30 tahun. Selain itu penyelenggara dari pameran tersebut juga masih muda usianya menjelang 30an juga. Hebat sekali mereka, mau bekerja keras di masa muda dan hasilnya bisa terlihat dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Memang sih, ada yang sudah memiliki modal kuat (dari ortunya yang kaya raya, seperti penyelenggara pameran franchise tsb) tapi ada juga yang mengawali dengan modal nekat, dalam artian betul-betul kerjakeras ditambah dengan menerapkan strategi bisnis yang tepat (seperti misalnya pemilik Kebab Baba Rafi dari Surabaya yang sekarang sedang terkenal itu, mmm… rasa kebabnya oke banget deh…nyam..nyam…). Point terpenting adalah kedua tipe orang muda tersebut menggunakan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan keberhasilan bagi mereka.

Yah, ini sekedar contoh yang mungkin bisa ditiru oleh kita semua (terutama para blogger yang masih muda…ayo semangat, mari kita sama-sama bangkit, mengejar semua mimpi-mimpi kita…!). Segala sesuatu jika diniatkan dengan kuat, dilakukan dengan baik, dijalankan dengan strategi yang tepat; insyaAllah berhasil. Memang tidak hanya ongkang-ongkang saja awalnya (kalo udah berhasil dan kaya, bisa tuh ongkang-ongkang), perlu juga belajar kepada mereka yang sudah sukses tersebut. Alhamdulillah, beruntung kami sekeluarga bertemu dengan pemilik Leha-leha dan C’lup-clup. Sehingga bisa belajar banyak dari beliau-beliau. Terima kasih, Pak Budi Utoyo dan Ibu Dr. Yati Utoyo…

Thursday, February 01, 2007

Khasiat Beberapa Wewangian Aromaterapi

Setelah dipending beberapa waktu, akhirnya bisa juga meluangkan waktu untuk mengolah dan mem-posting lanjutan aromaterapi yang dijanjikan (Arman…jangan nagih lagi ya…he..he..; Mbak Krisna Muslim, ini udah apdet lagi lho...).

Banyak wewangian aromaterapi yang ada, namun ada beberapa wewangian yang cukup familiar dan banyak dipakai dengan anglo pemanas (Oil burner) dan incense stick (semacam dupa). Gw lebih suka menggunakan anglo pemanas dibandingkan incense stick. Selain bebas dari asap, anglo pemanas juga menghasilkan wangi yang lebih natural, tidak dibarengi dengan bau terbakar seperti dupa. Hanya saja penggunaan anglo pemanas lebih mahal dibandingkan incense stick. Selain harus memiliki anglo pemanas (sekali beli bisa untuk waktu yang lama tergantung dari bahan dan pemeliharaannya), perlu persediaan essential oil dan lilin khusus yang cukup banyak. Sementara dengan incense stick, hanya perlu tempatnya (sekali beli bisa untuk waktu yang lama dan harganya jauh lebih murah dibandingkan anglo pemanas) dan persediaan sticknya saja.

Wangi favorit gw dan suami adalah Sandalwood (cendana). Dalam sehari (biasanya gw menyalakan anglo aromaterapi di pagi hari dari jam 05.30an sampai jam 08.00an dan sore/malam hari dari jam 04.30an sampai jam 08.30an) paling tidak di sore hari wangi ini gw nyalakan, kadang-kadang di pagi harinya juga. Dengan aromanya yang khas dan sari minyaknya diambil dari bagian kayu, sandalwood ternyata memiliki efek meningkatkan keterbukaan, kehangatan, rasa percaya diri, kejujuran, ketenangan jiwa, perasaan cinta, sensualitas, rasa nyaman, harapan, kepercayaan, kebijaksanaan, pengertian, stabilitas, keberanian serta daya tahan. Juga mengurangi stress saat menstruasi, gangguan konsentrasi, dan rasa kesepian.

Sejak Bandung mulai diguyur hujan beberapa waktu lalu, di pagi hari gw menyalakan Eucaliptus (minyak kayu putih) dicampur sedikit Peppermint. Karena dingin membuat hidung suami dan anak-anak agak mampet (bahkan kadang-kadang pilek disertai sedikit batuk), campuran kedua wewangian itu bisa membantu mengurangi gejala-gejala tersebut. Eucaliptus, sarinya diambil dari bagian daun. Mempunyai efek keseimbangan dan menstimulus peningkatan proses penyembuhan, protectiveness, konsentrasi, vitalitas, keseimbangan emosi, dan juga spontanitas. Selain itu dapat mengurangi panas badan saat flu, sakit kepala, kelakuan yang tidak rasional, kemarahan, mengusir insek serta menghilangkan bau yang tidak sedap. Sementara peppermint, memiliki aroma segar dan kuat yang berasal dari rerumputan mint yang ditemukan di Amerika. Minyak murni daun mint ini dapat meningkatkan konsentrasi, vitalitas, rasa percaya diri, pikiran positif, sensualitas, keyakinan arah dan tujuan hidup. Juga mengurangi rasa lelah, rasa putus asa, hysteria, sakit kepala, dan rasa takut.

Gw juga beberapa kali menyalakan wangi Lavender, pada saat agak terganggu oleh beberapa nyamuk yang berkeliaran di sekitar rumah. Aroma bunga ini sangat digemari oleh wanita eksekutif dan ibu rumah tangga. Bunganya berwarna lembayung muda. Kini dibudidayakan di berbagai penjuru dunia. Sari minyaknya diambil dari bagian pucuk bunga selain mampu mengusir nyamuk ternyata juga memberikan efek meningkatkan ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan, dan keyakinan. Selain itu juga mengurangi rasa tertekan, stress, rasa sakit saat menstruasi, emosi yang tidak seimbang, hysteria, rasa frustrasi, dan kepanikan.

Gw sempat menyalakan wangi Jasmine (bunga melati), walaupun kemudian diprotes suami karena dia kurang suka dengan wangi ini (mungkin terlalu ‘perempuan’ ya wanginya). Sari minyaknya diambil dari bagian bunga yang mempunyai efek menyejukkan, meningkatkan keseimbangan, pikiran positif, gairah seksual, kepekaan, kejernihan pikiran, harapan, keterbukaan, kebijaksanaan, ketenangan jiwa, rasa bahagia, romans, dan cinta. Juga dapat mengurangi depresi, rasa cemas, batuk, rasa sakit saat menstruasi, stress, sedih, kecewa, dan rasa iri.

Kemudian gw juga mencoba wangi Lemon. Aromanya menyegarkan, bersih, bersemangat. Sari minyaknya diambil dari bagian buah yang berasal dari Sisilia. Mempunyai efek menjernihkan dan stimulasi, juga baik untuk penanganan pertama digigit ular dan serangga. Selain itu memberikan efek meningkatkan tenaga, kewaspadaan, perasaan bahagia, vitalitas, pandangan positif, motivasi, keyakinan dalam mengambil keputusan, dan stabilitas. Juga mengurangi masalah gangguan pernafasan, tekanan darah tinggi, pelupa, stress, pikiran negatif dan rasa takut.

Wangi lainnya yang pernah gw coba adalah Ylang-ylang (kenanga). Wangi yang satu ini mengingatkan gw pada salah satu produk baby hair lotion yang cukup terkenal (dan tentunya cukup mahal harganya). Jadi ketika wangi ini sedang beredar di rumah, serasa punya bayi lagi…Sarinya diambil dari bagian bunga dan bunga dengan warna kuning memberikan essential oil yang terbaik. Memiliki efek menyeimbangkan hormon, memberi semangat, meningkatkan sensualitas, perasaan gembira, kehangatan, rasa percaya diri, keterbukaan, relaksasi, rasa nyaman dan tentram. Mengurangi depresi, kesulitan tidur, rasa tegang, stress saat menstruasi, lemah seksual, perasaan frustrasi, rasa labil, dan rasa bersalah.

Ada lagi wewangian yang pernah gw coba yaitu Green tea. Wangi yang satu ini dapat membantu menyeimbangkan fungsi sel tubuh, membantu mencegah kanker, memperbaiki sistem peredaran darah, membantu menguraikan asam lemak, menurunkan kadar gula dalam darah, meningkatkan fungsi lever, membantu mengeluarkan dahak dan membersihkan paru2, serta memperlambat proses penuaan. Juga berguna membangkitkan semangat, melancarkan sistem pencernaan dan urine, memperbaiki konsentrasi, menurunkan kolesterol, dan membantu mengatasi tekanan darah tinggi.

Sebenarnya masih banyak wewangian aromaterapi yang lain. Tapi berhubung, gw belum pernah mencoba dan juga gw rasa tidak sepopuler yang sudah gw jelaskan di atas, jadi untuk postingan kali ini dicukupkan sekian dulu. Nanti, kalau gw coba wangi lain dan ada waktu menuliskannya, gw sambung lagi dengan wewangian berbeda…Tapi…tidak dalam waktu dekat ini sepertinya…Untuk teman-teman blogger, silakan mencoba... Khusus untuk Arman, silakan memilih sesuai yang 'diinginkan'...he..he..