ri lepuspa castle: March 2007

lepuspa castle

Sunday, March 11, 2007

Berbisnis Itu Mudah Kok...

Pasti ada yang protes dengan judul postingan kali ini. Betul, lho apa yang saya tulis itu. Apapun yang kita lakukan atau yang kita inginkan akan terasa mudah jika kita mengawali dengan memikirkan bahwa hal tersebut mudah. Kemudian cobalah take action, melakukan apa yang kita inginkan tersebut. Paling tidak dengan take action ini, apa yang kita inginkan itu mungkin tercapai. Tapi kalau tidak melakukannya, sudah pasti apa yang kita inginkan itu tidak tercapai. Misalnya yang kita inginkan adalah berbisnis dan sukses dalam bisnisnya. Maka mulailah berbisnis. Bisnis apa? Bisa apa saja, dari hal-hal yang kita sukai (hobby kita) atau hal-hal yang ada di sekitar kita (so, look around, siapa tahu ada kesempatan untuk itu). Dan pikirkanlah bahwa berbisnis itu mudah. Maka insyaAllah akan terasa mudah. Hal lain yang bisa mempermudah bisnis kita adalah dengan ‘berguru’ pada orang yang sudah sukses dalam berbisnis. Berguru di sini bisa dengan membaca buku-buku tentang orang-orang sukses tersebut, mengunjungi blognya (biasanya tulisan-tulisannya bagus untuk dibaca). Atau mengikuti berbagai seminar yang membahas tenang bisnis dan orang-orang sukses tersebut. Dan akan lebih membantu lagi jika kita masuk ke lingkungan/komunitas orang-orang dengan visi dan misi yang sama. Sehingga kita bisa berdiskusi dalam konteks dan ‘level’ yang sama. Alhamdulillah, saya sudah menemukan lingkungan/komunitas tersebut (TDA). Dan tidak lupa dengan berdo'a tentunya.

Sejak sebulan yang lalu (setelah menemukan komunitas TDA), saya memulai suatu bisnis yang ‘cewek banget’ deh buat saya. Tapi bukan berarti keinginan itu tiba-tiba saja datangnya. Sebenarnya sudah hampir setahun bisnis seperti ini menjadi penghuni tetap angan-angan saya. Tapi karena belum mendapat ‘pencerahan’ (maksudnya semangat dan keyakinan untuk memulainya) maka hanya tersimpan begitu saja. Mau tau bisnisnya? Yaitu bisnis aksesoris wanita: kalung, gelang, dan bros. Cewek banget kan? Entah kenapa melihat keindahan dan keimutan aksesoris-aksesoris tersebut membuat hati tergerak untuk terlibat di dalamnya. Tadinya sih ingin bisa bikin sendiri, t'rus dipasarkan sendiri. Tapi rupanya Tuhan memberikan jalan lain untuk berbisnis ini. Saya diperkenalkan langsung dengan orang yang memang membuat sendiri berbagai macam aksesoris ini. Jadilah saya agennya di Bandung.

Aksesoris-aksesorisnya tidak terlalu banyak jenisnya (hanya kalung, gelang, dan bros; katanya sih tidak berapa lama lagi akan ada jenis baru yaitu gantungan kunci, kita tunggu saja launching-nya...). Tapi setiap jenis mempunyai beragam model yang menarik. Banyak orang yang saya tawari produk-produk tersebut langsung jatuh cinta dan membelinya. Bahkan laki-laki sekalipun (FYI, teman sekantor saya kebanyakan laki-laki), mereka membeli tentunya untuk sang istri, ibu, atau pacarnya. Selain itu, setiap modelnya juga dibuat dalam jumlah terbatas (ada juga beberapa yang bisa repeat order, kalau bahan masih tersedia). Setiap bulannya selalu ada model baru dan beberapa model diberhentikan produksi repeat order-nya. Jadi kesannya ekslusif, tidak pasaran. Apalagi untuk di Bandung, katanya sih baru saya yang memasarkan. Selain itu, dikemas dalam kotak yang cantik. Bagaimana dengan harganya? Uh…sangat terjangkau, range-nya dari Rp 25.000,- (untuk gelang dan bros) sampai Rp 85.000,- (yang di atas Rp 60.000,- biasanya terbuat dari batu).

Penasaran dengan model-modelnya? Nih, saya tampilkan beberapa modelnya di sini:

Set kalung dan gelang ini bernama Mixed Stripe Band. Terbuat dari batu (yang warna-warni), rante, dan mote perak. Harganya Rp 65.000,-

Set kalung dan gelang ini bernama Romantic Pink. Terbuat dari batu, mote, dan rante dengan nuansa pink. Harganya Rp 60.000,- Kalau dipakai kesannya memang sangat romantis, dengan nuansa pink yang lembut.


Sementara kalung ini bernama Black Magician. Terbuat dari batu dan mote dengan nuansa hitam abu-abu. Harganya Rp 50.000,- Sebetulnya Black Magician ini juga ada gelangnya. Harganya set kalung dan gelang menjadi Rp 65.000,-


Dan set kalung dan gelang ini bernama Febiola. Terbuat dari berbagai bahan imitasi dengan nuansa coklat yang kalem. Harganya Rp 45.000,- saja. Cocok digunakan di berbagai kesempatan bahkan ke tempat kerja sekalipun karena warnanya yang tidak terlalu mencolok.


Kemudian set kalung dan gelang ini bernama 3/1 (baca: three in one) Blue. Terbuat dari mote, rante, dan bahan imitasi lain. Disebut 3/1 karena selain bisa digunakan sebagai kalung, bisa juga digunakan sebagai ikat pinggang. Harganya Rp 55.000,- Selain warna biru, tersedia juga warna ungu dan coklat-peach. Walaupun panjang, namun dengan mote-mote yang mungil membuat si pemakai terkesan rapi dan trendi, bahkan bagi para pemula pemakai aksesoris.




Set kalung dan gelang ini bernama Bandul Ronce. Terbuat dari berbagai bahan imitasi. Harganya Rp 40.000,- saja. Warnanya yang ceria memperlihatkan penampilan yang aktif dan dinamis. Tidak hanya cocok digunakan oleh ABG dan mahasiswa, tapi juga ibu-ibu muda yang ingin terlihat lebih segar dan ceria.


Sedangkan kalung ini bernama Candy-candy. Sesuai dengan namanya kalung ini terlihat seperti permen yang dironce. Terkesan manis dan imut. Tapi bukan hanya para ABG saja lho yang cocok untuk memakainya, para ibu-ibu muda juga bisa bergaya dengan kalung yang satu ini. Bahannya terbuat dari batu dan kaca warna-warni. Harganya Rp 45.000,-


Cukup deh segini dulu untuk saat ini. Untuk model bros dan gelang serta kalung yang lain menyusul pada postingan berikutnya. Oke, teman-teman blogger. Seperti yang sudah saya jelaskan di awal postingan, let’s look around, dan jika melihat peluang, kenapa tidak kalian ‘tangkap’? Maksudnya…buat teman-teman blogger yang tertarik, bisa kontak saya di lepuspa@yahoo.com. Bisa untuk dipakai sendiri (dijamin modelnya oke dan tidak ketinggalan jaman) atau sambil berbisnis (untuk yang ingin berbisnis ada potongan khusus lho). Asyik juga lho berbisnis seperti ini. Buat teman-teman di Bandung juga bisa janjian bertemu kalau memang tertarik untuk melihat langsung barangnya. Sementara buat teman-teman di luar Bandung, bisa pesan dan barangnya dikirim ke tempat tujuan (maaf, tidak bisa bertemu langsung, maunya sih bisa apalagi ke luar negeri, asyik kan sambil bisnis sambil jalan-jalan…well, I will, someday…amin). O, ya semua harga masih di luar ongkos kirim.

Tuesday, March 06, 2007

Tempat Itu Bernama TDA

Sudah sejak satu setengah bulan ini, saya dan suami merasakan suasana baru dalam ‘bekerja’. Berawal dari pemberian ‘tanggung jawab’ untuk memegang Leha-leha dan kemudian juga C’lup-c’lup, akhirnya kami berdua juga mulai ‘bermimpi’ untuk memperluas usaha. Sejak tahun 2002 lalu, suami memang sudah memiliki usaha sendiri dan tidak lagi menjadi karyawan di perusahaan orang lain. Alhamdulilah, usaha yang bergerak di konsultan IT ini sekarang sudah lumayan maju dan mulai bisa berjalan sendiri tanpa harus terlalu banyak membutuhkan ‘kehadiran’ suami. Dengan demikian, suami yang biasanya ‘berkantor’ di Jakarta dari Senin sampai Jumat, sekarang lebih banyak berada di Bandung. Kami jadi lebih sering melewatkan waktu berdua (terutama jika anak-anak sedang sekolah) dan bertukar pikiran. Beberapa ide bisnis baru yang ingin dirambah sempat tercetus dalam percakapan kami tersebut. Dan dengan banyaknya waktu di rumah, sekitar satu setengah bulan lalu, melalui media yang bernama internet, suami menemukan sebuah ‘tempat’ yang ternyata setelah kami masuk ke dalamnya begitu ‘indah’ buat kami. Kami merasa memiliki tenaga dan semangat tambahan untuk mewujudkan berbagai ‘mimpi-mimpi’ kami. Karena di tempat tersebut sudah tinggal lebih dahulu ‘saudara-saudara’ kami yang memiliki visi sama. Karena pertemuan dengan merekalah beberapa ide usaha yang ingin kami rambah bisa dimulai. Bahkan kemudian memunculkan ide-ide yang lain. Hanya dengan membaca email-email mereka saja rasanya semangat kami jadi tetap terjaga. Apalagi kalau sudah bertemu langsung dengan mereka, seperti ketika kami menghadiri acara Nonton Bareng Film The Secret sekitar seminggu yang lalu. Perkenalan dengan mereka menjadi hal yang Fuuuntastic buat kami. Kami menjadi semakin yakin dan semangat dengan keberhasilan yang akan dicapai dari berbagai usaha yang sedang dan akan kami garap (nanti juga saya akan share tentang usaha-usaha ini di sini pada postingan berikutnya). Kami merasa bersyukur karena telah ditunjukkan ke tempat tersebut. Belum pernah sebelumnya kami, khususnya saya, berada di tempat seperti itu. Dan tempat itu bernama TDA (Tangan Di Atas).