ri lepuspa castle: January 2008

lepuspa castle

Wednesday, January 30, 2008

Ketika SPG Kehilangan Uang Penjualan

Sekitar akhir Desember lalu, ada musibah yang terjadi di toko saya. SPG saya kehilangan seluruh uangnya yang disimpannya di dalam tas. Sebenarnya tas tersebut dia simpan di tempat yang cukup tertutup ketika hilang, tapi menurut keterangan dia dan rekannya saat kehilangan tersebut toko memang sedang penuh dikunjungi pelanggan. Kedua SPG yang bertugas saat itu disibukkan melayani pelanggan dan menjadi lengah untuk mengawasi keberadaan tasnya. Uang yang hilang sebagian besar merupakan uang hasil penjualan yang belum sempat diambil dari SPG tersebut. Sebetulnya tidak terlalu besar jumlah uang yang hilang karena beberapa dari kami (sebagai ownernya) baru saja mengambil hasil penjualan tersebut beberapa hari sebelumnya. Tetapi cukup besar bagi SPG yang bersangkutan.

Kebetulan pula SPG yang kehilangan itu adalah SPG baru yang masa kerjanya belum sampai sebulan. Saya tentu saja prihatin dengan kejadian tersebut. Memang keamanan sebuah toko yang berada di mall (BIP) tidak bisa diandalkan sepenuhnya pada keamanan mall (petugas keamanan/satpam yang ada pada saat itu), tetapi juga harus ada tindakan preventif dari Sang penghuni toko, untuk hal ini tentu saja para SPGnya yang selalu hadir pada saat toko buka.

Saya sebagai pemain baru dalam bisnis retail dan pengelola toko, tentu saja agak kebingungan dalam mengatasi hal ini. Apalagi pada saat kejadian berlangsung, Bu Eka, partner sharing di BIP yang menjadi tumpuan dalam berbagai permasalahan di BIP sedang di luar kota dan dengan kondisi hamil muda (selamat ya Bu… semoga kehamilan ke 4 ini berjalan lancar dan barokah… Amin) saya jadi segan untuk menghubunginya dalam rangka berkonsultasi masalah kehilangan uang penjualan ini. Untung saja masih ada partner sharing yang lain yang pastinya juga telah memiliki pengalaman lebih banyak dari saya dalam masalah per-SPGan ini. Saya hubungi Bu Maya, partner sharing saya tersebut, dan mengkonsultasikan hal ini. Inilah enaknya punya toko sharing dengan teman, kalau ada masalah jadi merasa tidak sendirian alias selalu ada yang bantu.

Akhirnya disepakati oleh beberapa orang dari kami (3 orang yang memang uang penjualannya hilang karena dipegang oleh SPG tersebut), SPG tersebut harus tetap mengganti uang yang hilang itu. Hanya saja caranya sangat ringan, memotong gajinya setiap bulan 100 ribu rupiah (ini juga setelah saya tanya langsung si SPG, apakah memberatkan dia jika pemotongannya sejumlah itu, dan si SPG menjawab tidak keberatan dengan besaran tersebut). Ini dilakukan lebih pada memberi pelajaran bagi SPG tersebut agar lain kali lebih berhati-hati dengan uang penjualan yang dipegangnya. Saya pribadi berniat untuk membebaskan potongannya di bulan-bulan terakhir nantinya jika memang SPG tersebut memperlihatkan sikap dan tingkah laku yang baik dalam berhubungan dengan kostumer maupun kami sebagai majikannya. Selain itu saya nasehati dia agar tidak sekali-kali menyimpan tas berisi uang penjualan tanpa pengawasan, bahkan usahakan tas tersebut selalu dicangklongkan di bahu dia dan berada di bagian depan badan dia, sehingga tidak akan pernah lepas dari pengawasannya. Rupanya si SPG itu sekarang memang jadi lebih berhati-hati, sekarang uang penjualan sebagian besar dia simpan dulu di rumah tidak dibawa ke toko. Dia meminta jika ada dari kami yang akan mengambil uang penjualan, maka kami diminta meng’sms’ dia dulu dan menyebutkan besaran yang akan kami ambil di hari tersebut agar dia membawa uang penjualan kami sejumlah besaran tersebut. Hmmm… inisiatif yang cukup bagus nih…

Satu pengalaman lagi bertambah dalam pengelolaan suatu toko. Pengalaman yang berarti buat saya…

Tuesday, January 29, 2008

PR Lama dari Teh Dian ‘Ambudaff’

Ini PR dari Teh Dian yang udah dipending sekian lama (sejak pertengahan Desember), sampai-sampai waktu mau nulis ini juga harus buka blognya Teh Dian dulu dan cari postingan tentang PR ini di Archivenya beliau. Mohon maaf ya Teh, baru sekarang dibikinnya. Untung Teh Dian bukan ‘Guru yang kiler’ jadi saya nggak bakalan dihukum gara-gara ini… he..he..

Apa yang sudah kamu lakukan untuk menyelamatkan bumi?

Wah jadi diingatkan nih. Terus terang memang belum banyak yang dilakukan untuk ini. Tapi coba saya telusuri ya, apa saja sih yang sebenarnya sudah dan masih terus dilakukan untuk ini.

Pertama, sama seperti Teh Dian, buang sampah pada tempatnya. Dimanapun itu, saya selalu berusaha untuk membuang sampah di tempatnya. Kalau saya sedang berada di tempat yang tidak terdapat tempat sampahnya, maka saya akan menyimpan sampah tersebut sampai menemukan tempat sampah dan membuangnya. Padahal kadang-kadang sampahnya bukan sampah kering, tissue basah misalnya. Tapi tetap saja saya tidak membuangnya sembarang. Saya akali membungkusnya dengan kertas/tissue yang kering dahulu sebelum disimpan (biasanya saya simpan dalam tas saya, makanya jangan heran kalau kadang-kadang di dalam tas saya banyak sampahnya, soalnya kadang-kadang suka lupa juga sih untuk cepat-cepat membuangnya…he..he..) Saya tularkan juga kebiasaan ini ke keluarga (paling tidak suami, anak-anak, sopir dan pembantu di rumah). Bahkan kadang-kadang mengingatkan teman yang membuang sampah sembarangan.

Kedua, menggunakan air sehemat mungkin. Misalnya pada saat kita mencuci tangan atau mandi (di rumah kamar mandinya dengan shower bukan gayung), maka pada saat menyabuni tangan atau badan, saya matikan keran atau showernya. Begitu juga ketika mengguyur bekas BAK (kebetulan kloset kami juga kloset duduk), memilih tombol yang kecil sehingga air yang keluar juga tidak sebanyak tombol besar (ini untuk habis BAB). Kebiasaan ini memang belum terlalu melekat di anggota keluarga lain, tapi saya selalu mengingatkan mereka untuk itu.

Ketiga, mencabut atau mematikan sakelar listrik jika tidak digunakan. Misalnya setelah selesai mencharge HP, kalau dulu pasti charger hpnya dibiarkan tetap berada dalam colokan listrik. Katanya sih, walaupun kecil, tapi arus listrik tetap ada yang keluar sehingga terjadilah pemborosan listrik. Ini juga belum terlalu melekat di anggota keluarga lain, saya masih harus rajin-rajin mencek ke kamar Kaka Sasha atau kamar kerja untuk memastikan charger sudah dicabut dari colokan listrik jika tidak digunakan. Saya dan keluarga juga sedang melatih untuk segera mematikan lampu jika keadaan sudah cukup terang (di pagi hari biasanya jam 5.30 sudah cukup terang), atau baru menyalakan lampu jika keadaan sudah cukup gelap (di sore hari biasanya baru jam 6.00 sudah cukup gelap kecuali di hari hujan/mendung yang berat).

Keempat, Menggunakan kembali kantong plastik bekas berbelanja dan plastik bekas pembungkus baju dari laundry untuk berbagai kebutuhan. Apalagi saya sering membutuhkan pada saat pengiriman barang ke kostumer maupun ke toko di BIP. Lumayan juga sekalian menghemat biaya operasional pengadaan kantong plastik. Yang belum terbiasa dilakukan adalah mengumpulkan botol-botol bekas vitamin/obat dan aromaterapi. Kadang-kadang dilakukan jika sedang melakukan bersih-bersih besar (biasanya dilakukan sekitar 2 bulan sekali) di beberapa tempat di rumah (seringnya di kamar kerja, kamar pakaian, dan kamar tamu di lt dasar, ketiga kamar ini sering menjadi persinggahan barang setelah pergi jalan-jalan…).

Kelima, memanfaatkan kertas-kertas bekas tugas mahasiswa, ujian, maupun kesalahan print untuk berbagai kebutuhan. Misalnya untuk mengkonsep tulisan, desain kursi, desain baju, bahkan untuk corat-coret berbagai hal jika diperlukan. Anak-anak juga melakukan hal yang sama ketika mereka ingin menggambar, corat-coret, dsb.

Apalagi ya… Seingat saya memang baru itu saja yang sudah dan masih dilakukan sampai sekarang.Sebetulnya ada satu hal lagi yang ingin bisa dilakukan yaitu menghemat bahan bakar terutama bensin kendaraan. Sampai sekarang kami masih belum bisa membiasakan diri untuk berjalan kaki misalnya jika akan ke tempat yang tidak terlalu jauh (ke apotek atau mini market di ruko yang jaraknya paling hanya sekitar 500 m dari rumah). Selain menghemat penggunakan bahan bakar kan membuat badan sehat diajak jalan kaki hitung-hitung olahraga, kebetulan pula keluarga saya belum merutinkan masalah olahraga ini (kecuali saya yang 3 bulan terakhir ini mulai beryoga dan Ade Ivan yang mengikuti ekstra kurikuler sepak bola). Mudah-mudahan keinginan ini bisa segera terealisasi ya…

Saya akan lempar PR ini ke beberapa teman blogger: Yulia, Bunda Daffa, Franova, Yanti Wyant, dan Zilko. Mohon maaf kalau ada yang pernah mendapatkan lemparan PR seperti ini juga, boleh di’cancel’ deh…. :)

Monday, January 28, 2008

Happy Birthday, Ade Ivan Sayang…

Cukup lama juga nggak update nih. Bener deh, penyakit yang satu ini (males maksudnya…he..he..) bener-bener bikin jadi nggak produktif nulis. Padahal sebenernya banyak juga yang pengen diceritain. Mumpung lagi mau nulis, saya coba cerita satu dulu ya….

Tanggal 16 Januari kemarin, Anak tercinta yang paling ganteng dan lucu itu berulang tahun yang ke 7. Nggak terasa ya Nak, ternyata kamu telah menemani Bundamu ini tujuh tahun lamanya. Padahal perasaan sih baru kemarin perut ini mules-mules menandakan kamu ingin keluar dari perut tempatmu tinggal selama 9 bulan pertama di kehidupanmu. Padahal perasaan sih baru tadi malam, Bunda sering terbangun karena kamu ingin mimi ASI. Padahal perasaaan sih baru tadi pagi, Bunda asyik mandiin kamu di tempat mandi bayimu yang berwarna hijau itu. Padahal perasaaan sih… aduh kok jadi ngelantur gini ya… maklumlah sampai sekarang saya selalu terkagum-kagum dengan pertumbuhannya yang demikian terasa cepat. Bahkan di malam hari saya bersama suami suka mengamati dia tertidur dengan nyamannya baik di tempat tidurnya maupun di tempat tidur kami sambil saling menggumam,”udah gede ternyata anak kita ya Yah/Bun…” Dan kami ‘gemar’ melakukan itu, apalagi saya, Bundanya, setelah itu ada serasa setetes embun yang segar membelai hati ini sehingga menjadi begitu bahagia….rasanya…

Kembali ke topik… Nah ulang tahun kali ini, Ade Ivan (anakku yang ganteng dan lucu itu) ingin merayakannya di sekolah. Karena memang tidak ada permintaan spesial lain (sepertinya berbagai permainan yang sedang ‘in’ untuk anak seumurannya sudah dimiliki, jadi dia agak kebingungan dengan permintaan spesialnya) maka saya coba fokus pada perayaaan di sekolah tersebut. Tidak terlalu banyak macamnya sih, hanya memesan kue ulang tahun untuk tiup lilin, dan bingkisan untuk teman-temannya, plus membeli beberapa perlengkapan untuk kue seperti piring kue dan garpunya. Untuk pemesanan kue cukup mudah karena pilihan tempat pemesanan juga cukup banyak.

Yang membuat sedikit sibuk adalah pembuatan bingkisan. Kebetulan pula saat itu juga sedang berlangsung UAS di kampus dan menghadapi UAS praktek. Sebagai sekretaris lab. Bahasa mau tidak mau mempunyai cukup banyak hal yang perlu diselesaikan dari mulai mempersiapkan soal sampai kesiapan lab untuk digunakan ujian. Dan entah kenapa berbarengan dengan itu juga ada beberapa acara (rapat dan sidang skripsi) yang tidak mungkin ditinggalkan di Jatinangor. Jadi saya memutuskan untuk tidak membuat bingkisan sendiri karena kesibukan tersebut. Dari surfing internet, saya jadi tau ada juga orang yang menawarkan jasa untuk membuat bingkisan seperti itu. Itulah yang kemudian menjadi pilihan saya, tp sempat agak bingung juga sih, karena tidak tau harus kemana untuk memesan bingkisan seperti itu. Saya tidak menemukan suatu tempat di internet yang menawarkan jasa tersebut dan berdomisili di Bandung. Untungnya ada adik tersayang, Lina, yang biasanya ‘cukup gaul’ untuk masalah-masalah seperti ini. Akhirnya melalui dia, saya bisa memesan bingkisan tersebut. Dan yang lebih menggembirakan ternyata bingkisannya dibuat sedemikian rupa mirip parcel2 lebaran/natal versi mininya. Jadi terlihat lucu tapi ekslusif. Apalagi ketika melihat wajah-wajah sumringah teman-teman anak saya (kalau anak saya sudah pastilah sumringah banget…), rasanya tambah gembira dan senang hati ini. Thanks ya Lin…

Acara perayaan ulang tahunnya sendiri hanya setengah jam di akhir sekolah anak saya tersebut. Hanya berdo’a, tiup lilin, bagi-bagi kue dan bingkisan… sudah deh… Tapi Ade Ivan terlihat senang sekali, apalgi ketika menyadari kado-kado ulang tahun yang didapatnya cukup banyak dan beragam isinya. Acara buka kadonya lah yang jadi heboh. Walaupun hanya bertiga (Ade Ivan, Kaka Sasha, dan saya Sang Bunda), tapi karena sangking tidak sabarnya Ade Ivan sehingga buka kado sudah dimulai pada saat kita masih di mobil dalam perjalanan pulang, maka kehebohan pun terjadi: rebutan kado yang akan dibuka, jeritan lucu ketika mendapati isi kado yang memang diinginkan, rebutan kembali memainkan/melihat isi kado tersebut, mobil yang jadi berantakan penuh dengan sampah bungkus kado… Pokoknya heboh deh…

Ah… Anakku tersayang… betapa inginnya Bunda melihat dirimu selalu riang, gembira, ceria, bahagia seperti saat itu. Selamat Ulang Tahun yang Sayang… Semoga dengan bertambahnya hitungan usiamu maka bertambah pula kesholehanmu, kepintaranmu, kegantenganmu, serta selalu dilimpahkan rahmat, karunia, berkah, kesehatan, dan kebahagiaan oleh Allah SWT. Amin…

Wednesday, January 02, 2008

Tahun Baru...

Tak terasa kita sekarang sudah memasuki tahun 2008. Banyak hal yang ingin dilakukan di tahun tersebut, membuat badan ini merinding tapi bersemangat.Semoga bisa terlaksana semuanya dan mendapatkan berkah dari semua itu. Amin. Alhamdulillah, di tahun 2007 semuanya terasa semakin baik buat saya pribadi: kesehatan, keluarga, pekerjaan, bisnis, pertemanan… Dan semoga semakin baik untuk seterusnya. Amin.

Membaca postingan Pak Roni, Jendral TDA, tentang ‘memberi arti untuk tahun 2008 ini’ membuat saya sedikit merenung, kira-kira arti apa yang akan saya berikan untuk tanun 2008 ini. Apakah (masih seperti kata Pak Roni) tahun perjuangan, tahun penuh tantangan, tahun untuk memberi dan melayani, tahun untuk berkontribusi, tahun kasih sayang, tahun pergerakan, tahun kepedulian, tahun perubahan, tahun pertumbuhan, tahun penuh suka cita, atau apa…?

Bila mengingat kembali ‘impian’ saya untuk jangka waktu pendek ini adalah memiliki outlet/toko/ tempat berjualan sendiri tanpa sharing dengan orang lain seperti yang pernah saya tuliskan dalam sebuah tulisan bertemakan “Mimpi’ (sebetulnya tulisan tersebut khusus saya buat untuk diikutsertakan dalam lomba menulis mimpi Milad ke 2 TDA, tapi entah dilanjutkan atau tidak lomba tersebut, dan juga apakah sudah diterima naskah tulisan tersebut oleh panitia, karena sampai sekarang tidak ada kabarnya tentang itu), maka Tahun Pertumbuhan sepertinya sesuai untuk itu.

Anyway, dengan penamaan tahun bukan berarti hanya terpaku pada hal tersebut yang sudah dicanangkan. Dalam perjalanannya nanti jika ada berbagai kesempatan lain (bahkan yang terlihat ‘kurang sejalan’ dengan penamaan tahun tersebut) saya akan tetap mempergunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya. Akan saya biarkan semua mengalir saja seperti air… Karena kita tidak tahun sebenarnya apa yang terbaik untuk kita… Jadi just do it and let it God…

Akhirnya Selamat Tahun Baru untuk teman blogger semua, semoga tahun 2008 ini dipenuhi dengan berkah, kebaikan, kebahagiaan, kesuksesan untuk kita semua. Amin.