ri lepuspa castle: May 2007

lepuspa castle

Monday, May 14, 2007

Hari Pertama Ujian dan Aerobik

Hari ini adalah hari pertama, Sasha, anak pertama saya mengikuti ujian akhir kelas 6 SD. Sejak beberapa minggu ini, dia sudah dikondisikan oleh sekolah untuk mempersiapkan menghadapi ujian ini. Saya pribadi tidak terlalu menekan dia untuk terus-terusan belajar, karena saya percaya dia sendiri sudah punya kesadaran untuk belajar dan tahu kapan waktunya. Yang saya tekankan adalah bahwa jangan terlalu tegang menghadapi ujian ini anggap saja seperti ulangan biasa, tetapi juga jangan terlalu menganggap sepele karena ujian ini tetap penting untuk dijalankan sebaik dia bisa. Yang saya syukuri adalah kondisi dia sedang dalam keadaan fit sehingga dia terlihat semangat untuk bangun pagi dan bersiap-siap menghadapi ujian pagi ini. Semoga ujiannya berjalan dengan baik dan lancar, dan dia diberi kemudahan dan ketenangan dalam mengerjakannya sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan. Amin. Tolong do'akan ya teman-teman blogger...

Hari minggu (13 Mei) kemarin, saya bertemu dengan beberapa teman aerobik dari Jakarta dan Bandung. Kebetulan di BEC sedang berlangsung perlombaan aerobik dengan salah satu juri dan instrukturnya dari Jakarta. Seperti biasa jadwal acara ngaret. Baru jam 12 siang perlombaan tersebut dimulai. Sejak dulu memang tidak berubah ya... jam karetnya itu... Tetapi buat saya jadi banyak kesempatan bertegur sapa dan sedikit bercerita dengan teman-teman aerobik tersebut. Sebagian besar dari mereka menanyakan ketidakaktifan saya yang kurang lebih berjalan hampir setahun di dunia per-aerobikan. Memang sejak pencernaan saya anfal sekitar bulan Agustus tahun lalu, saya belum (atau mungkin tidak akan lagi..he..he..) aktif lagi di dunia tersebut. Tapi rasanya juga memang dunia tersebut sekarang ini jadi tidak terlalu menarik lagi, mungkin karena faktor usia juga ya he..he.. Memang tetap ada perasaan kangen untuk terlibat menjadi peserta lomba pada saat melihat peserta lomba beraksi. Dengan lagu yang menghentak-hentak dan gaya yang aktraktif, sedikit banyak mengembalikan memori saya ke beberapa tahun silam ketika saya masih maniak aerobik.

Pada saat itu hampir setiap minggu tidak saya lewatkan untuk berpartisipasi dalam lomba-lomba aerobik. Kalau dipikir-pikir, sekarang sih saya heran juga kenapa bisa sampai begitu. Padahal yang namanya tempat lomba itu terkadang begitu jauh dari rumah dan tidak nyaman untuk ditongkrongi (misalnya jauh dari tempat makan, tidak ada tempat duduk/menunggu yang nyaman, dsb). Belum lagi harus menghabiskan waktu seharian hanya untuk menunggu giliran lomba, yang prakteknya hanya 20-30 menit saja perkategorinya. Dan yang namanya lomba aerobik itu, untuk penilaian, subyektivitasnya sangat tinggi. Tidak dikenal juri, jangan harap menang, dilirikpun tidak, walaupun performance kita sudah cukup bagus pada saat itu. Jadi yang namanya menang lomba itu jarang terjadi. Wah, itu sih jadinya membuang waktu dan uang ya; soalnya lumayan lho, selain untuk untuk ongkos ke tempat lomba, untuk makan dan minum di sana, juga harus membayar biaya pendaftaran yang perkategorinya bisa mencapai Rp 35.000. Sementara biasanya tidak hanya mengikuti satu kategori saja, bisa sampai tiga kategori setiap lomba.

Ada yang unik dalam lomba aerobik ini. Karena saya berkerudung (berjilbab), tentunya tidak mungkin kan memakai kostum aerobik yang biasa digunakan para aerobiker lain. Kemudian saya merancang kostum sendiri untuk aerobik tersebut, tertutup dari kepala sampai kaki, tetapi tetap disesuaikan untuk bisa bergerak leluasa dan dengan corak dan warna yang atraktif. Dengan kostum yang berbeda ternyata cukup menguntungkan saya. jadi lebih eye catching dan menjadi dikenal bahkan oleh juri. Mulailah saya diperhatikan oleh juri dan mulailah saya bisa naik ke panggung untuk mendapatkan hadiah karena menang lomba.

Nah, pengalaman di masa lalu tersebut sebetulnya memunculkan ide yang lain di pikiran saya. Saya ingin mensosialisasikan baju aerobik tersebut, sehingga para wanita berjilbab bisa beraerobik dimana saja (tidak hanya di ruang tertutup dan khusus wanita saja) tanpa harus meninggalkan cara berpakaiannya. Sekarang ini saya sedang mencoba mendesign beberapa baju senam yang sesuai syariah tetapi tetap leluasa untuk bergerak dan nyaman dipakai. Mudah-mudahan bisa segera menemukan penjahit yang sesuai sehingga saya bisa mulai produksi dan mensosialisasikan baju senam tersebut. Mohon do'anya lagi ya teman-teman blogger... Nanti saya kabari lagi kalau sudah ada perkembangan baru.

Sunday, May 06, 2007

Silaturahmi TDA Bandung

Setelah sekian lama berencana untuk melakukan pertemuan, akhirnya terjadi juga pertemuan TDA Bandung. Bertempat di Toko You, jalan Hasanudin 12, Dago, Sabtu 5 Mei 2007, jam 10-14; sekitar 16 orang member TDA yang berdomisili di Bandung sekitarnya (yang terjauh Mbak Khaira dari Subang) bersilaturahmi dan sharing pengalaman atau keinginan bisnisnya. Walaupun hanya sekedar bersilaturahmi, tapi manfaat yang didapat tidaklah sedikit. Paling tidak buat saya pribadi jadi bertambahlah kenalan yang bisa dijadikan ‘guru’ dalam berbisnis dan tentu saja jaringan bisnis. Ada Pak Eko dan Bu Eka dengan kerudung dan toko Emiranya, ada Bu Betty dan Pak Danny dengan sepatunya, ada Pak Taufik dengan bisnis kaos onlinenya, ada Pak Eddy dengan bisnis pulsa dan barang-barang elektroniknya, Pak Mulyana dengan bisnis kerudungnya, Pak Hendrata dengan bisnis ITnya, dan juga special guest kita Pak Yoyok dari Wonosobo yang sedang berada di Bandung dalam rangka bernegosiasi dengan Rabbani. Beberapa rekan lain masih dalam tahapan seperti saya, baru memulai dan bahkan akan (segera) memulai bisnisnya.

Awalnya, ketika saya dan suami baru berdua sampai di tempat pertemuan, kami mengambil tempat duduk hanya untuk berlima saja. Karena walaupun sudah ada tanggapan dari beberapa TDA Bandung yang berkeinginan bergabung hari itu di Toko You melalui email maupun sms ke HP suami; namun kami tidak yakin semua bisa hadir. Ternyata anggapan itu salah, rekan-rekan TDA Bandung yang menghubungi tersebut memiliki semangat yang perlu mendapat acungan jempol dan mulai berdatangan hingga mencapai jumlah 17 orang. Sangking semangatnya, ada yang membawa bayinya ke pertemuan tersebut. Bahkan Pak Mulyana sampai harus ‘minta ijin’ dari kantor untuk menghadiri pertemuan tersebut. Sehingga kami harus pindah meja bahkan menggabungkan dua buah meja menjadi satu. Dua orang rekan, yaitu Pak Eddy dan Pak Ahmad (rekan Pak Eddy), hadir di saat beberapa rekan TDA Bandung lainnya sudah pamit. Begitu juga dengan Pak Yoyok. Namun sharing pengalaman tetap berjalan mengasyikkan, membuat kami betah berlama-lama di sana.

Melihat semangat dan potensi yang dimiliki oleh member TDA Bandung, saya percaya akan terjadi berbagai kedahsyatan di sini. Semoga bisa segera terjalin sinergy di antara kami untuk menciptakan kedahsyatan tersebut. Mestakung…mestakung…mestakung… InsyaAllah… Amin.