ri lepuspa castle: September 2008

lepuspa castle

Friday, September 26, 2008

Ditilang

Sekitar seminggu yang lalu ketika saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah seusai mengikuti bazar di Bio Farma, mobil yang saya tumpangi disuruh minggir oleh seorang polisi bermotor di dekat salah satu pintu masuk ke PT. DI. Sopir saya sih menurut saja minggir dan menunggu Sang Polisi berjalan mendekat. Dan dengan kepercayaan diri penuh, seperti biasa kalau diberhentikan polisi, Si Sopir memberikan STNK dan SIMnya untuk diperiksa. Sang Polisi menerima dan memeriksa surat-surat tersebut untuk beberapa saat. Biasanya sih setelah itu langsung surat-suratnya dikembalikan dan kami disuruh melanjutkan perjalanan. Tapi kali ini ternyata tidak. Sang Polisi malah mengisyaratkan Si Sopir untuk turun dan mengikutinya ke belakang mobil.

Saya, karena turut bertanggung jawab sebagai Si Empunya Mobil, ikut turun dan mengikuti mereka. Walau kondisi badan lelah setelah dua dua hari ini menjadi 'SPG' di bazar, belum lagi seharian sebelumnya mempersiapkan barang-barang untuk bazar (jadi total 3 hari bekerja bakti untuk bazar), dan ditambah pula sakit kepala yang telah terasa sejak siang tadi, dan saat itu semakin menguat rasa sakitnya; saya bertanya baik-baik ada apa sebenarnya sehingga harus 'diajak ke belakang mobil' seperti itu. Dan jawabannya membuat kening berkerut semakin dalam (karena sakit kepala dari tadi udah berkerut tuh si kening...): "Sopir ibu sudah melanggar pasal.... (lupa berapa ya..., tapi dia kala itu berkata sambil membuka buku surat tilangnya memperlihatkan entah pasal apa itu..) menggunakan mobil bukan peruntukkannya..." Singkatnya kita dibilang salah karena menggunakan mobil APV untuk mengangkut barang-barang bazar seperti: hanger baju, baju2nya, dsb.

Awalnya saya tidak mau terima dikatakan melanggar, saya berikan bukti-bukti bahwa banyak orang melakukan hal yang sama dan juga kami sudah beberapa kali melakukan tersebut tetapi aman-aman saja selama ini. Sayangnya Sang Polisi ngotot bahwa kami melanggar dan harus ditilang. Karena sudah demikian cape, akhirnya saya bilang," terserah Bapak deh mau apa, silakan ditilang juga nggak apa-apa..."

Akhirnya ditilanglah, SIM Sopir saya ditahan. Padahal kala itu bukan pemeriksaan rutin, Sang Polisi (menurut Sopir saya) sedang mengatur jalan di pertigaan dekat situ. Padahal kami sering melewati jalan tersebut, setiap kami pergi keluar rumah dengan menggunakan mobil hampir 90%nya melewati jalan tersebut. Padahal jalan tersebut tidak lebih dari 200 M jauhnya dari rumah saya...Hmm... memang sudah harusnya ditilang kali ya...

Sesampainya di rumah, ketika suami sudah datang (pada saat kejadian tilang tersebut suami sedang ke Jakarta) saya cerita tentang kejadian tilang tersebut. "Lha kok Bunda mau aja terima ditilang, itu sih bukan pelanggaran. Ngapain coba para produsen dan penjual mobil-mobil setipe APV diberi ijin penjualan dan kursi-kursi belakang yang bisa dilipat secara ekstrim itu dibuat, kalau bukan salah satunya dipakai untuk membawa barang..."

Bener juga ya... Waktu itu tidak kepikiran melontarkan alasan seperti itu, namanya juga lagi cape banget. Tapi gimana nih menurut temen-temen blogger, bener nggak sih ada peraturan yang menyebutkan saya melanggar karena membawa barang-barang bazar di mobil APV (padahal barang-barangnya juga tidak menutupi jendela lho...)?

Sunday, September 14, 2008

sang angan dan yang nyata

ketika mataku terbentur tatap penuh harap.
seakan melantunkan sebaris kata yang tersekap.
"jangan pernah berubah...jangan pernah terjadi..."
dan hati ini ingin segera melontar jawab.
tak pernah kuberubah bahkan ketika sang petir menghanguskan anganku dikarenakan kesalahan itu.
tapi semua telah terjadi tanpa mampu kuhindari.
karena maafkan kuharus menjauh.
mengertilah karena kuharus memilih.
walau berat kurasa tuk kembali kepada yang telah lama memiliki.
kuingin kau percaya apa yang terpatri di kalbu, tetap seperti yang kau mau.

Bandung, 29 November 2005, 23:42
mengingat salah satu lantunan indah Marcell
maaf, mungkin kuhanya 'GR'
tapi biarlah agar tetap bisa kukenang dengan indah

Monday, September 08, 2008

Forum TDA Bandung September 2008: Ina Cookies & buka bersama

Sebagian peserta Forum TDA Bandung September'08

Hari Sabtu, 6 September 2008, TDA Bandung menggelar pertemuan bulanannya yang diberi tajuk Forum TDA Bandung. Kali ini, karena berbarengan dengan bulan Ramadhan maka Forum TDA Bandung diadakan sambil buka bersama. Seperti Forum TDA Bandung sebelumnya, untuk bulan ini kita mengundang seorang pengusaha yang sudah sukses di bidangnya untuk sharing pengalaman dalam mensukseskan usahanya. Karena mendekati lebaran, maka pilihan jatuh pada per-kue-an, dengan mengundang Ibu Ina sebagai owner Ina Cookies, salah satu merek kue terkenal di Bandung. Ide ini dilontarkan Bu Betty pada saat penyenggaraan Forum TDA Bandung bulan sebelumnya. Sebagai penggagas ide, Bu Bu Betty langsung bergerak menghubungi Ibu Ina, bahkan mempersilakan rumahnya (kata Bu Betty, bukan rumahnya melainkan masih 'pondok mertua indah', nggak masalah Bu... yg penting niat Bu Betty itu lho baik banget...he..he..) dipakai untuk acara tersebut. Belum lagi menyediakan makan malam beserta kue-kuenya yang lezat itu. Tidak hanya itu, di depan rumahnya sampai dipasang spanduk selamat datang bagi para peserta Forum TDA Bandung (sebelumnya, belum pernah acaraForum TDA Bandung menggunakan spanduk seperti ini). Terima kasih banyak ya Bu Betty...

Spanduk itu...

Walaupun sore hari itu mendung dan acara dimulai agak molor karena menunggu beberapa peserta yang datang terlambat, namun Alhamdulillah acara tetap berlangsung dengan lancar dan pastinya menarik. Diawali dengan sedikit penjelasan tentang TDA yang dibawakan oleh suami tercinta (Fauzi Rachmanto), acara terus berlanjut kepada penjelasan tentang entepreneurship oleh Pak Budi Purwanto (owner Smart Solusi). Pak Budi mengajak kita semua untuk menjadi pengusaha yang bukan kecelakaan. Maksudnya menjadi pengusaha dari awal sudah berniat memiliki usaha dan direncanakan dengan baik bukan terpaksa karena misalnya tidak diterima kerja dimana-mana. Dan menjadi pengusaha haruslah bisa menyedot uang milik kalangan atas bukannya menyedot uang milik kalangan sendiri atau kalangan di bawahnya agar terjadi perputaran yang seimbang dari uang tersebut. Karena selama ini yang terjadi adalah tersedotnya uang kalangan bawah ke kalangan atas. Jadi, buatlah produk-produk untuk konsumsi kalangan atas dengan misalnya mengambil bahan baku dari kalangan bawah.

Suami tercinta... (yang memegang mic lho ya... ganteng kan..he..he..)

Pak Budi dari Smart Solusi (yang berdiri)

Selanjutnya, Bu Ina sebagai 'bintang utama' menceritakan perjalanan usahanya dengan bersemangat. Bagaimana jatuh bangunnya Bu Ina bersama suami dalam membangun usahanya sehingga menjadi sukses seperti sekarang ini. Usahanya tidak langsung dibidang kue kering tetapi pernah mencoba jahe merah yang ternyata gagal total padahal sudah menghabiskan dana yang tidak sedikit. Kue kering ini diawalinya dengan menjajakan dulu kue-kue kering buatan Sang Kakak. Saat itu Bu Ina sedang hamil besar anak keduanya, tetapi dengan semangat beliau menjajakan kue-kue itu door to door ke tetangga-tetangganya. Setelah menyadari banyak capeknya daripada untungnya, akhirnya Bu Ina mencoba belajar beberapa resep kue kering dari Sang Kakak. Setelah menguasai beberapa resep tersebut, Bu Ina, bermodalkan meminjam bahan-bahan kue dari Sang Kakak, mulai memproduksi sendiri kue keringnya.

Bu Ina (Ina Cookies)

Acara dilanjutkan dengan penjelasan tambahan untuk Ina Cookies dari Sang Suami, Pak Rakhmat dan Pak Iyan (sebagai Direktur Ina Cookies). Di sini dijelaskan bagaimana produksi dan pemasaran Ina Cookies sekarang ini juga kesempatan untuk menjadi agen Ina Cookies.


Pak Rakhmat (Suami Bu Ina)

Pak Iyan dari Ina Cookies

Sebagian peserta juga...

Acara yang dihadiri sekitar 60 orang peserta ini diakhiri dengan buka bersama, sholat magrib bersama dan menyantap jamuan makan malam yang lezat. Dan semakin terasa lezat karena ada menu spesialnya yaitu kambing guling, yang mana kambingnya merupakan sumbangan dari Pak Agus Ramada (owner Villa Domba), dan dimasak oleh Republik Kuliner (Kang Agah). Terima kasih banyak juga buat Kang Agus Ramada (belum pernah bertemu orangnya, tapi sudah ikut menikmati hasil usahanya, hebat deh...) dan Kang Agah.

Kambing Guling itu...

Masih sebagian Peserta...

Sebagian peserta lagi...

Nah, begitulah sepenggal cerita asyiknya Forum TDA Bandung. Pada kenyataannya lebih asyik lagi lho. Makanya gabung yuk, terutama bagi yang memang sudah memiliki, sedang memulai atau akan memulai usaha. Nantikan acara-acara yang lebih mengasyikkan lagi di Forum TDA Bandung berikutnya...

Sunday, September 07, 2008

Peragaan Busana di Lucky Square

Sekitar 2 minggu yang lalu saya bersama 2 orang teman (Bu Eka dan Bu Inten) membuka gerai baju muslimah baru di Mal Lucky Square. Mal ini adalah mal baru yang berlokasi di Antapani (Jl. Terusan Jakarta). Seperti di gerai-gerai kami sebelumnya (di BIP & MTC), gerai kami itu bernama Emira. Dengan beberapa anchor terkenal seperti Jogja Dept Store, Pizza Hut, KFC maka diprediksi mal ini akan ramai nantinya apalagi dikelilingi oleh banyak perumahan di sekitarnya. Walaupun baru Jogja Dept Store yang sudah buka, dengan bismillah kami memberanikan diri mulai membuka gerai kami tersebut. Selain itu karena menjelang ramadhan, kami percaya akan banyak orang berkunjung ke mal baru tersebut. Memang leads yang datang berkunjung ke gerai kami belum banyak, tapi alhamdulillah setiap harinya terjadi penjualan terutama untuk item busana muslim anak yang kebetulan saya yang mensuplainya.

Dengan luas sekitar 1/3 dari luas gerai BIP, kami mencoba menata gerai kami semaksimal mungkin. Memang gerai kami ini belum lengkap karena kami belum sempat membuat rak untuk stok barang, sehingga sekarang ini stok barang masih di tempatkan di bagian bawah hanger baju kami.


Gerai Baru Emira di Lucky Square

Kemudian di hari Jumat tanggal 5 September kemarin, Lucky Square mengadakan event peragaan busana muslimah dewasa dan muslim anak. Tidak disangka-sangka gerai kami ditawari untuk ikut serta dalam peragaan buasana tersebut. Tadinya saya ragu-ragu menerima tawaran tersebut karena belum berpengalaman dalam bidang itu. Tapi setelah didiskusikan dengan salah seorang teman sharing gerai kami (Bu Eka), akhirnya saya menerima tawaran tersebut. EO dari Lucky Square hanya meminjam beberapa item baju muslim dari gerai kami, dan gerai kami akan dipromosikan pada saat peragaan busana itu berlangsung. Lumayan deh, hitung-hitung promosi tanpa keluar uang.

Ternyata cukup melelahkan juga mengikuti peragaan busana tersebut. Berhubung teman sharing yang lain tidak bisa ikut membantu pada saat acara tersebut berlangsung, akhirnya saya ditemani seorang SPG berusaha sebaik mungkin merapikan baju dan kerudung yang dipakai oleh para model yang tinggi-tinggi dan cantik-cantik itu. Alhamdulillah peragaan busana berjalan lancar. Terpilih 4 busana muslimah Manet (produksi Pak Roni, Jenderal TDA Pusat), satu busana muslimah Preview (Itang Yunaz) , dan satu busana muslimah kaos produksi Bu Eka untuk peragaan busana tersebut. Sementara ke 5 busana muslim anak semuanya adalah produksi Poeti (Pak Afrizal, member TDA Pusat).


Peragaan busana muslim di Lucky Square


Manet

Emira

Poeti

Sayangnya saya belum berani untuk menampilkan baju muslimah produksi sendiri, masih belum pede...he..he... Mudah-mudahan untuk ke depannya, jika berpartisipasi dalam peragaan busana lagi, saya sudah bisa menampilkan baju-baju muslim produksi sendiri. Ada rencana sih (ide saya sendiri) untuk mengadakan peragaan busana pada saat kumpul-kumpul TDA Bandung, ya yang sederhana saja, modelnya pun dari kita-kita saja, untuk lebih mengenalkan produk-produk member TDA Bandung dalam kalangan sendiri. Semoga bisa segera terlaksana deh. Bantu do'anya ya teman-teman blogger. Amin...

Friday, September 05, 2008

Malu

saat terpandang wajah lelah menatap harap dari balik kaca
teriris hati memikirkan banyak kesusahan yang menimpanya
kucoba membayangkan ketegarannya menghadapi
---gelengan demi gelengan manusia
yang terduduk nikmat dalam hembusan pendingin
---kendaraan mewahnya
namun sejumput senyum masih sempat terlukis dari
---bibir hitamnya
keletihan hanya diredakan oleh sekaan tangan sekilas untuk
---menyapu keringat di dahinya
betapa malu hati ini, Tuhan
seharusnya kubersyukur lebih banyak kepada-Mu
atas semua berkah dan kasih sayang-Mu
karena mungkin kesusahan yang kualami hanya seujung kuku
---dari yang dialaminya

Bandung, 20 Desember 2005, 11:05