ri lepuspa castle: 'Mencium' Agama...

lepuspa castle

Wednesday, February 14, 2007

'Mencium' Agama...

Beberapa waktu yang lalu, sehabis makan malam, gw dan suami sedang duduk-duduk di sofa ruang tengah sambil membaca buku dan menikmati secangkir teh panas plus sedikit makanan ringan. Tepat di depan kami, duduk di tikar rotan (kami menjadikannya sebagai tempat di ruang tengah untuk kegiatan anak-anak, apakah menonton tv, membaca buku, belajar bersama, mengaji, atau sekedar mengobrol bercerita bersama) sambil memegang buku pelajaran masing-masing. Mereka terlihat cukup serius karena keduanya akan menghadapi ulangan sekolah di keesokan harinya. Sasha, tampak sekali-sekali memberitahukan Ivan, bagaimana caranya belajar dengan baik. Ah… senangnya melihat anak-anak belajar bersama dengan rukun dan tenang.

Setelah sekitar ¾ jam, Ivan menutup bukunya sambil berkata: “Selesai..!” Sasha yang masih menyisakan ¼ bagian dari bukunya berkata: “ Ah, masa. Kok cepet amat. Buku yang ini udah belum..?” Di tangan Sasha ada sebuah buku cetak kepunyaan Ivan yang tadinya tergeletak tidak jauh dari kaki Ivan.

“Udah, tadi kan yang pertama kali dibaca buku itu,”jawab Ivan sambil menjatuhkan tubuhnya terlentang di atas bantal besar. Siap bersantai-santai.

“Betul, udah dibaca semua?” Tanya Sasha. Ivan mengangguk.”Udah, hapal semua?”

“Udah,”jawab Ivan dengan suara lebih keras, mungkin agak kesal karena ditanya-tanya terus oleh Sang Kakak.

“Ayah, coba tanya-tanya Ade; katanya udah hapal semua,” Tiba-tiba Sasha mengalihkan perkataannya kepada Sang Ayah.

“Buat apa?” Tanya Ivan dengan nada protes.

“Eh.. biar besok nggak lupa pas ulangan. Inget nggak, terakhir ulangan katanya kan ada yang lupa,”kata Sasha.

“O, iya. Ya udah, ayo Yah, tanya-tanya Ade,”pinta Ivan sambil menarik-narik celana bermuda Ayahnya.

Walaupun sedang asyik membaca, Sang Ayah – suamiku, menunda bacaannya untuk memenuhi permintaan Sang Anak tercinta. Gw sendiri – Sang Bunda, tertarik memperhatikan mereka dan melepaskan perhatian dari bacaan di tangan. Dan ternyata memang menyenangkan mendengarkan suami bertanya (kadang-kadang diselingi pertanyaan tambahan dari Sasha) sementara Ivan menjawab dengan cara dan nada anak kecil yang menurutkan lucu. Dan kemudian sampailah pada pertanyaan ini: “Coba sebutkan salah satu hak manusia yang paling mendasar?”

Ivan dengan semangat menjawab, “Mencium agama!”

Gw dan suami saling berpandangan ga ngerti. Sementara Sasha spontan tertawa, dan di sela-sela tawanya dia berkata,”mungkin maksudnya ‘memeluk agama’…ha…ha..ha.. Dipikirnya sama seperti memeluk dan mencium orang …ha..ha…”

Ha…ha… Aduh anak gw ini lucu sekali…Gw dan suami juga tertawa bersama. Sementara Ivan cemberut dan ngambek. Cepat-cepat gw peluk dia sambil berkata-kata menjelaskan apa yang kita tertawakan,”….tapi kan Ade tetep anak Ayah dan Bunda yang pinter, soleh, baik, ganteng… Ga apa-apa salah itu, kan sekarang Ade udah tau yang benarnya seperti apa. Semua orang juga pernah salah kok” bujuk gw. “Seperti dulu, Bunda….bla..bla..” dan berceritalah gw tentang beberapa kesalahan di masa kecil.

Lama-lama wajah Ivan berseri kembali. Sambil bermanja-manja memeluk dan menciumi gw dan suami bergantian, dia berkata,”Ade sayang Bunda…sama Ayah juga…”

“Sama Kaka..?”Kata Sasha ketika namanya tidak disebut oleh Ivan.

“Iya, sama Kaka juga…” Kemudiaan Sasha memeluk Ivan dan Ivan balas memeluk Sasha.

Ah….Kalian memang anak-anak Ayah dan Bunda yang paling soleh/solehah, manis, pintar, baik, lucu, menyenangkan… Alhamdulillah…Ya, Allah…terima kasih atas segala berkah yang Kau berikan…

12 Comments:

Blogger Zilko said...

hahaha, lucu yaa...

Seneng nih baca cerita keharmonisan sebuah keluarga, ha3... :) Btw, koq bagian kejelekan ibunya dipotong (disensor)?? He3... :P

7:54 PM  
Anonymous Anonymous said...

mirip kayak iklan KB jaman dulu...2 anak dengan ayah dan ibu..semua bahagia..indah dan harmoniss...wah..teh! saya ikutan senang.

8:04 PM  
Anonymous Anonymous said...

tulisan bagus ni. perlu ni dibaca keluarga yang masih baru..hehehe

12:23 AM  
Blogger fareez said...

senangnya punya anak...

1:44 AM  
Blogger adiwirasta said...

good read in the morning...

8:51 AM  
Blogger Leny Puspadewi said...

Zilko >> Sensor? Perlu donk, buat menjaga imej...he..he..

Niken >> Moga2 keluarga Niken juga seperti itu ya...

Jhon >> Wah, ga cuma keluarga baru, keluarga lama juga boleh kok...:)

Fareez >> Makanya cepetan punya anak..lho?!? he..he..

tukan ketik >> Thx for coming (again..?)...

9:09 AM  
Anonymous Anonymous said...

Hah...itu toh endingnya....:-) Asli...lucu tuh si Ivan!
Lam buat keluarga.

3:44 PM  
Blogger ratnaningsih said...

haaa.. maaf, maaf ikutan ketawa. emang lucu bener deh.
salam untuk anak-anak mba

8:29 AM  
Blogger Esha said...

Wah......rajin2 ya anaknya.....hati-hati perjalanan masih jauh.....

3:38 PM  
Blogger Leny Puspadewi said...

Arman >> Salam juga dari keluargaku...:)

Ratnaningsih >> Ga pa-pa emg itu maksudnya kok, share biar bisa ketawa bareng. Ketawa itu sehat lho...:) Salam balik dari anak2...;)

Esha >> Iyalah, tp ga pernah dipaksa kok untuk belajar, biar saja mereka belajar bertanggungjawab thd apa yg dilakukannya...:)

5:34 PM  
Anonymous Anonymous said...

Aduh lucunya sang putra tercinta
Asyik ya Bu kalau punya keluarga harmonis+anak yang pintar dan lucu
Kalau saya belum menikah jadi sementara hanya menjadi penonton saja
BTW salam kenal Bu, saya juga seorang guru

1:02 AM  
Blogger Idrus Fhadli said...

woooooowww....
very nice family....
gw jd pengen cepet nikah nie trus mbangun keluarga harmonis kayak mbak :)

10:03 AM  

Post a Comment

<< Home