ri lepuspa castle: The Attractor Factor (Joe Vitale)

lepuspa castle

Monday, February 19, 2007

The Attractor Factor (Joe Vitale)

Seminggu ini, setengah sampai satu jam seharinya saya meluangkan waktu untuk membaca satu buku yang menurut saya sangat bagus. Saya menyebutnya sebagai ‘Motivational Book’. Kenapa saya menyebutnya begitu? Karena buku itu memberikan motivasi yang sangat besar buat saya untuk memulai suatu kehidupan yang belum pernah saya alami selama ini. Kehidupan yang bagaimana? Kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan, kesenangan, dan kedamaian. Ternyata tanpa saya sadari selama ini saya berada dalam kedupan yang sebaliknya, dan setelah membaca buku tersebut (bahkan sejak halaman-halaman awal) saya sadar harus meninggalkan kehidupan tersebut dan memulai kehidupan yang, saya jamin, sangat diinginkan oleh semua orang.

Judul buku tersebut adalah The Attractor Factor: 5 Langkah untuk Mewujudkan Kekayaan (atau Apapun) yang Anda Idamkan. Buku yang tidak terlalu tebal ini sangat mudah dipahami (dalam Bahasa Indonesia pula), dan sejak awal telah menyentuh dan membuka mata saya terhadap kehidupan ini (thanks to my dearest husband who has encouraged me to read this ‘lovely’ book). Memang kadang-kadang saya agak bosan dengan contoh-contoh kasus yang menurut saya terlalu banyak disajikan dalam buku ini, mungkin karena pikiran saya sudah terset untuk mempercayai buku ini sebelum saya membacanya. Sehingga tanpa contoh-contoh kasus sebanyak itupun, saya sudah mempercayainya. Tetapi mungkin bagi pembaca yang masih ragu-ragu dengan isi buku tersebut (bisa berjalan atau tidak di kehidupan kita), contoh-contoh kasus sebanyak itu diperlukan. Menurut saya, tulisan ini disajikan bagi para pemula yang sedang mencari-cari jalan untuk memperbaiki kualitas kehidupannya.

Isi dari buku ini menceritakan 5 langkah efektif yang bisa mengantarkan kita pada apa yang kita inginkan. Ke 5 langkah tersebut adalah:
1. mengetahui apa yang tidak kita inginkan
2. menyeleksi apa yang kita inginkan
3. menghapuskan seluruh keyakinan negatif atau yang membatasi kita
4. merasakan bagaimana rasanya jika kita memiliki, melakukan, atau menjadi apapun yang kita inginkan
5. pasrah saat kita bertindak sesuai dorongan naluriah kita, dan biarkan hasil yang kita inginkan terwujud.

Penulis buku ini (Joe Vitale) memulai dengan mengulas kepercayaannya bahwa manusia itu memiliki kemampuan untuk menciptakan, atau menurut bahasanya, menarik apapun yang diinginkan manusia tersebut. Baginya tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Apa yang dipikirkan seseorang dengan energi dan fokus cenderung akan tercipta dalam kehidupannya. Dia mendasarkan keyakinannya ini pada prinsip-prinsip spiritual yang tak terbatas waktu. Menurutnya apa yang menciptakan lingkungan luar adalah suasana batin kita. Suasana batin bagaimanakah yang bisa menciptakan lingkungan luar sesuai dengan yang kita inginkan? Ternyata sederhana saja yaitu: berbahagialah sekarang juga. Maksudnya jika kita merasa berbahagia maka kita akan mendapatkan apapun yang diinginkan. Karena ternyata di balik semua hal yang kita inginkan terdapat hasrat kebahagiaan. Dan sebenarnya kita tidak perlu memiliki apapun untuk bahagia lho. Kita bisa ‘memilih’ untuk bahagia dalam kondisi apapun.

Selanjutnya pembahasan melaju pada langkah pertama. Langkah ini merupakan langkah yang dibahas paling singkat hanya sekitar 7 halaman. Intinya dimanapun dan kapanpun, hal-hal yang negatif selalu kita temui baik dengan cara melihat, mendengar, maupun mengalaminya. Hal-hal negatif tersebutlah yang dipercayai menarik hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi dalam kehidupan kita. Namun bukan berarti kita tidak perlu mengenalinya. Justru kenalilah apa yang tidak kita inginkan. Tapi jangan sampai kita terlena pada langkah pertama ini, justru kita harus segera beralih ke langkah berikutnya. Rupanya inilah mengapa penulis membahasnya hanya dalam 7 halaman saja.

Tulisan dengan cepat bergulit ke langkah selanjutnya. Langkah kedua ini intinya adalah mengubah setiap keluhan/hal yang tidak kita inginkan menjadi hal-hal yang kita inginkan. Kita harus tahu apa saja sih yang sebenarnya kita inginkan itu. Dengan mengetahui apa yang kita inginkan, maka semua hal yang berhubungan dengan pencapaian keinginan itu akan tertarik kepada kita dan bersama-sama mewujudkan apa yang kita inginkan tersebut. Cara yang ditawarkan oleh penulis adalah dengan menuliskan di selembar kertas mulai dari pribadi yang ingin kita ciptakan, hal yang ingin kita lakukan, hal-hal yang ingin kita miliki, sampai pada bagaimana perasaan dan tingkah laku kita pada saat kita sudah memiliki itu semua.

Langkah ketiga merupakan penghapusan sisa-sisa pemikiran negatif yang ada di dalam diri kita. Di bagian ini kita diajak untuk percaya dan yakin sepenuhnya akan tercapainya semua keinginan kita. Seringkali berbagai peristiwa di masa lalu menjadi ‘halangan’ yang untuk terkabulnya keinginan kita dan seringkali pula kita tidak menyadarinya. Misalnya rasa sakit hati kepada seseorang itu biasa menyebabkan ketidaktenangan dan ketidaknyamanan hidup kita. Dan tidak kita sadari hal ini membuat kita tidak bahagia. Padahal kita perlu merasa bahagia untuk terkabulnya keinginan kita. Kita perlu membebaskan diri kita dari masa lalu tersebut. Maka memaafkan orang tersebut menjadi jalan yang terbaik untuk membebaskan diri kita dari halangan tersebut. Penulis juga memberikan suatu metode untuk membersihkan diri, sebagai istilah yang dipakai penulis untuk membebaskan diri sepenuhnya dari pemikiran negatif. Dia memberikan suatu teks dengan beberapa tempat dikosongkan untuk diisi oleh kita tentang perasaan atau keyakinan yang ingin dibebaskan dan yang ingin dimiliki oleh kita. Kemudian teks ini harus diucapkan dengan lantang oleh kita, maka niscaya kita dapat membebaskan diri dari pemikiran negatif yang dituliskan dan diucapkan tersebut.

Kemudian pembahasan masuk kepada langkah keempat. Menurut saya langkah ini cukup mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Kita hanya perlu membayangkan dan merasakan seolah-olah semua yang kita inginkan itu telah kita miliki. Ya, kita diajak untuk ‘berkhayal’. Mengapa hal ini dapat membantu terkabulnya keinginan-keinginan kita? Menurut penulis, karena hal tersebut berhubungan dengan emosi. Emosi yang kita miliki mempunyai kekuatan untuk mewujudkan keinginan-keinginan kita itu. Energi dalam emosi kita akan bekerja untuk menarik kita menuju kenginan kita dan sebaliknya menarik keinginan kita kepada kita. Dengan ‘berkhayal’ bahwa kita sudah memiliki apa yang kita inginkan, maka emosi (dan energi) kita akan terfokus pada yang kita inginkan tersebut. Dan salah satu energi terdahsyat yang dapat kita rasakan adalah rasa syukur. Dengan bersyukur atas segala sesuatu dalam kehidupan kita ini, maka perasaan kita akan berubah menjadi lebih tenang, rileks, dan bahagia. Tidak percaya? Coba saja. Bahkan dalam Islam juga hal ini berlaku. Kita disarankan untuk bersyukur dahulu kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepada kita dalam setiap doa kita sebelum kita memanjatkan berbagai permintaan kita. Seperti pembahasan dua langkah sebelumnya, penulis juga memberikan suatu cara untuk membantu kita ‘berkhayal’ dengan lebih baik. Yakni dengan menuliskan ‘khayalan’ kita tersebut di selembar kertas seolah-olah kita menulis skenario kehidupan kita sendiri yang kita inginkan. Menyenangkan sekali bukan?

Langkah terakhir merupakan langkah terpenting menurut penulis, yaitu pasrah. Apa yang dimaksud dengan pasrah ini? Pilihlah apa yang kita inginkan dan biarkan Allah membawanya kepada kita. Biarkan Dia mengatur peristiwa yang akan mewujudkan keinginan kita. Kita boleh saja meminta apapun yang kita inginkan, tetapi kita tidak tahu apa yang terbaik bagi kita. Hanya Allahlah yang tahu, karenanya kita relakan saja jika Allah memberikan sesuatu yang pastilah terbaik untuk kita walaupun secara kasat mata itu bukanlah sesuatu yang kita inginkan. Namun perlu diingat juga bahwa berpasrah tidak berarti tidak melakukan apa-apa, berpasrah bukan berarti menyerah. Melainkan berpasrah sambil terus bekerja sesuai dengan kata hati kita. Dengan berpasrah, maka kita menginginkan sesuatu tanpa merasa membutuhkannya. Semakin kita berpasrah maka semakin tinggi peluang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Ada satu peristiwa yang saya alami yang saya pikir bisa menjadi contoh praktek isi buku tersebut. Peristiwa kecil sih, tapi menambah keyakinan saya akan isi buku tersebut. Hari Jumat lalu, saya pergi ke Jakarta untuk suatu urusan. Dari awal, suami sudah mengingatkan akan hujan yang mulai mengguyur Jakarta lagi dan kemacetan yang cukup parah jika hujan terjadi. Buat saya ini adalah langkah pertama, merupakan ‘identifikasi’ hal-hal yang tidak saya inginkan. Entah kenapa, saya tidak terlalu khawatir akan hal tersebut, walaupun sejak berangkat dari rumah mendung menaungi perjalanan kami. Saya yakin tidak akan terjadi hujan di Jakarta selama saya ada di sana sehingga tidak terjadi kemacetan yang parah. Ini adalah langkah kedua, yaitu mengubah hal-hal yang tidak kita inginkan menjadi hal-hal yang kita inginkan. Selama perjalanan, saya berusaha menghilangkan sisa-sisa ketidakyakinan saya akan hujan dan kemacetan di Jakarta, salah satunya dengan cara memikirkan betapa tenang, senang, dan bahagianya saya kalau Jakarta cerah dan jalanan lancar. Saya juga memikirkan bahwa semua urusan saya di Jakarta berjalan baik dan lancar. Ketidakyakinan itu semakin hilang karena ketika sampai di Jakarta, matahari bersinar cukup cerah. Ini merupakan penggabungan dari langkah ketiga dan keempat. Namun ketika mendung yang cukup pekat melanda tempat yang saya kunjungi, saya pasrah saja dengan berpikir: saya ingin hujan tidak terjadi agar jalanan tetap lancar, namun terjadilah apa yang harus terjadi, Ya Allah. Amin. Ini adalah langkah yang kelima. And guess what? Saya hanya mengalami gerimis tidak lebih dari 5 menit dan kemacetan yang tidak berarti. Sementara suami (kami mempunyai urusan berbeda jadi selama di Jakarta berada di tempat berbeda juga), mengalami hujan yang cukup deras dan lama yang mengakibatkan kemacetan yang cukup parah dalam perjalanan menuju tempat kami bertemu di suatu tempat untuk pulang kembali ke Bandung bersama-sama. Dan saya ingat dia sudah mempunyai pemikiran tentang hujan dan macet ini sejak kami berangkat dari Bandung…:) ;)

Semoga bermanfaat…

7 Comments:

Anonymous Anonymous said...

lepuspa..segenap tenaga, konsentrasi dan energi saya kerahkan untuk menyelesaikan membaca postingan ´berat´ kali ini hehe
teori si..tapi emang kayak gitu adanya easy going aja deh, ada yang ´ngatur´ kok..gitu kiasan ´fast track´-nya, hidup dibuat jadi agak sedikit ringan, gak capek plus bebas stress kali yaa?

4:29 PM  
Anonymous Anonymous said...

Ah...kebetulan aja kali...?

Secara kita kan tidak bisa mempengaruhi gejala alam hanya dengan bermodal semanagt 45 dalam otak? Yang ada kita cuma bisa mengambil hikmah dan tidak mengeluh serta pesimis. Seperti kata Niken dibawa enak aja....

Tapi tau siapa kali ya. Namanya juga teori.

8:38 PM  
Anonymous Anonymous said...

Coba ditambah referensinya dgn Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu, asyik, bisa lebih 'dapet' ilmunya, trims

4:16 PM  
Blogger Pedagang On-Line said...

ada lagi refrensi bagus, yang di dalamnya ada joe vitale, bob proctor de es be, yaitu "the secret", seru lho apa lagi punya DVD nya seru. untuk ungkap rahasia Tuhan untuk mengatur alam semesta, melalui "cara berpikir kita".
em... kayak e apapun harus dikembalikan pada Alloh deh, coz Dia yang punya kehidupan ini, ok.

2:39 PM  
Anonymous Anonymous said...

ini buku yang sangat menarik, hanya sedikit orang yang mempunyai pikiran terbuka akan mampu menyerap isi buku ini dan mendapatkan kemudahan serta mukzizat dari TUHAN.
karena semua isi buku ini berdasarkan pengalaman joe vitale artinya teori yang ada didalam buku ini sudah dibuktikan oleh joe sendiri contohnya ia dapat mengumpulkan uang sebanyak $22.500 dalam waktu sehari, ini berkat 5 faktor penarik.
dan saya pun turut mencicipi keampuhannya banyak kemudahan yang saya alami seperti pada sehari sebelum perayaan imlek ada ulasan ttg kue keranjang kayanya enak klo makan kue itu.saya pasrahin perasaan saya itu dan ternyata pada hari raya imlek itu seorang tetangga memberikan kue tersebut gratis booo....
ada baiknya pembaca juga membaca buku quantum ikhlas dan pelajari ttg brainwave management.hasilnya klo kita kombinasikan luar biasa dahsyat.
TUHAN benar-benar sabgat baik hati,oleh sebab itu patut kiranya kita untuk selalu mengucap syukur setiap saat agar berkatNYA selalu mengalir.

8:17 PM  
Anonymous Anonymous said...

saya tinggal di jember jawa timur, buku itu susah didapetnya...bgmn saya bisa mendapatkannya? maukah mb.leny membantu saya...trims bnyak sebelumnya

3:56 PM  
Blogger Budix said...

Kalau kita percaya maka kita akan melihatnya.

10:45 AM  

Post a Comment

<< Home