ri lepuspa castle: November 2007

lepuspa castle

Wednesday, November 21, 2007

Maag Dan Biji Alpukat

Beberapa hari yang lalu saya sempat browsing tentang pengobatan penyakit maag. Saya tertarik dengan pengobatan tersebut karena saat ini penyakit maag saya belum sembuh betul,masih sering kambuh walaupun tidak separah sebelumnya. Banyak juga cara yang saya temukan dari mulai pengobatan modern (dengan obat kimia), obat tradisional, pijat refleksi, akupungtur, dsb. Ada yang menarik yang baru pertama saya temukan adalah pengobatan tradisional dengan menggunakan biji alpukat (selama ini yang populer kan dengan menggunakan temulawak dan kunyit, yang saya sendiri sudah dan masih mengkonsumsinya). Yaitu pengobatan dengan mengkonsumsi biji buah alpukat. Terus terang untuk buah alpukatnya sendiri saya (juga anak-anak) cukup menggemarinya. Tapi mengenai khasiatnya yang ternyata berhubungan dengan penyakit yang masih nempel di badan saya (atau pikiran saya ya.. he..he..) saya baru mengetahuinya dari browsing beberapa hari itu. Walaupun saya sendiri belum akan mencobanya dalam waktu dekat ini karena untuk satu bulan ke depan kebetulan sedang berobat secara modern (kemarin-kemarin belum sempat coba, karena begitu anfal langsung pakai akupungtur terus herbal). Tapi siapa tahu ada yang mau mencoba, ini resepnya:

  1. Cuci bersih biji alpukat dengan menggunakan air matang;
  2. Parut biji alpukat;
  3. Campurkan 100 CC air matang dengan parutan biji alpukat tadi;
  4. Saring.

Sementara aturan pakainya adalah seperti ini:

  1. Sakit maag tidak parah, minum sari biji alpukat 1 kali sehari.
  2. Sakit maag parah, minum sari biji alpukat 2 kali sehari, pagi dan sore sampai sembuh.

Kalau ada yang mau coba, kabari saya nanti hasilnya ya...


Thursday, November 15, 2007

Pengalaman Pertama Mendengarkan CD Digital Prayer

Beberapa menit yang lalu saya baru selesai mendengarkan CD Digital Prayer dari Buku Quantum Ikhlasnya Pak Erbe Sentanu. Sebetulnya sudah lebih dulu saya membaca bukunya hingga selesai sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu. Hanya saja entah kenapa waktu itu saya masih malas untuk mendengarkan CDnya. Nah, sekitar seminggu yang lalu, saya menemukan buku tersebut tergeletak di atas rak kecil di kamar saya. Entah apa pula yang menyebabkan saya tertarik untuk membuka-buka kembali buku tersebut walaupun hanya membaca beberapa bagian saja. Ketika membaca bagian Digital Prayer (bagian delapan), ada sesuatu yang membuat saya ingin mendengarkan CD digital prayer tersebut. Mungkin didorong keinginan untuk bisa segera kembali fit seperti sebelum maag saya anfal sekitar setahun lalu. Walaupun kondisi kesehatan saya sekarang ini sudah jauh lebih baik dari setahun lalu, namun saya masih merasa belum kembali fit seperti sebelumnya. Sayangnya saya tidak bisa menemukan CD digital prayer tersebut. Yang terakhir saya ingat melihat suami memutar CD tersebut beberapa kali di kamar kami. Bahkan setelah saya tanyakan pada suami juga tetap tidak bisa ketemu karena dia lupa menyimpannya entah dimana.

Tadinya saya membiarkan saja keinginan mendengarkan CD digital prayer itu tidak terpenuhi. Saya pikir mungkin lama-lama juga akan hilang keinginan itu. Tapi ternyata dugaan saya itu salah. Semakin hari semakin kuat keinginan saya untuk mendengarkan CD tersebut. Akhirnya pada saat ada kesempatan ke Gramedia (kebetulan kemarin sore sempat ke BSM untuk mengambil kacamata anak saya, Sasha… hiks anak saya masih kelas 1 SMP sudah harus berkacamata langsung minus 2,5 lagi… hiks…), saya beli kembali buku Quantum Ikhlas itu hanya untuk mendapatkan CD Digital Prayernya saja…

Nah… tadi saya sempatkan mendengarkan CD tersebut. Walaupun sudah diperingatkan dalam buku Quantum Ikhlas bahwa biasanya akan terjadi perubahan dalam pikiran atau perasaan pada saat mendengarkan CD tersebut. Bisa berupa pikiran atau perasaan yang baik tapi bisa juga berupa perasaan ketidaknyamanan. Saya tetap agak terkejut pada saat merasakan sensasinya. Pada awalnya saya agak kesulitan untuk merilekskan pikiran, mengosongkan semua yang tadinya sedang saya pikirkan atau memang secara tidak sengaja terlintas di pikiran saya. Dengan posisi berbaring di ranjang, saya coba tutup mata dan merilekskan tubuh dulu, semua anggota tubuh saya biarkan lemas dan berusaha untuk tidak memikirkan apa-apa (nah ini yang sulit, tetap saja ada yang melintas di pikiran…huh…). Kalau kemudian masih ada yang tiba-tiba melintas di pikiran (seringnya terganggu oleh suara anak-anak di bawah, atau kegiatan di dapur…) saya berusaha mengusirnya kembali. Begitu seterusnya. Sampai tiba pada suatu masa dimana saya merasa seakan melayang tetapi masih sadar dengan keberadaan sekitar. Saya masih sadar bahwa saya berbaring di tempat tidur mendengarkan CD tersebut. Hanya saja rasanya badan ini menjadi sangat ringan seolah-olah bisa melayang ke sana kemari… Kemudian rasa ketidaknyamanan itu muncul dibarengi dengan sedikit rasa takut, sehingga saya buka mata saya. Perasaan melayang itu tetap bertahan beberapa saat setelah saya buka mata saya. Tapi saya tetap bertahan pada posisi berbaring sambil mencengarkan CD tersebut. Lama kelamaan perasaan melayang itu hilang dengan sendirinya, saya menjadi lebih tenang dan berani menutupkan mata lagi. Setelah itu saya coba untuk affirmasi apa yang saya inginkan saat itu (tentunya menjadi fit dan selalu sehat, sehingga bisa melakukan berbagai aktivitas tanpa merasa cepat lelah dan tidak sensitive lagi dalam hal makanan…), kemudian saya coba untuk memvisualisasikannya. Ketika selesai mendengarkan CD digital prayer tersebut (durasi 20 menit), saya merasa sedikit berat di kepala tapi saya merasa lebih tenang.

Pengalaman pertama ini memang masih terasa aneh apalagi karena mengalami fase ketidaknyamanan tadi. Tapi saya akan coba untuk mendengarkan lagi besok, jika mungkin dua kali sehari (pagi dan sore) seperti yang dianjurkan oleh buku Quantum Ikhlas. Mmm… mungkin saya perlu sharing dengan yang pernah mendengarkan CD tersebut… Nanti malam saya telpon suami yang sedang ada urusan bisnis di Malang untuk sharing masalah ini, kan dia juga pernah mendengarkan CD itu sebelumnya… Atau teman blogger ada yang pernah (atau bahkan masih) mendengarkan CD tersebut? Sharing yuk…