Pencarian Mimpi
Catatan:
Tulisan ini sebetulnya sudah lama dibuat sekitar pertengahan Desember lalu. Saya buat untuk diikutkan dalam lomba menulis mimpi yang diselenggarakan oleh TDA dalam rangka Miladnya yang ke 2. Sudah diikutkan, tapi sampai sekarang belum jelas apakah diterima atau tidak tulisan ini oleh panitia karena tidak ada kabar/balasan emailnya (saya mengirimkan tulisan ini melalui email). Yang pasti kalau pun diterima, tulisan ini belum mampu menandingi tulisan-tulisan lain yang (setelah saya baca, karena beberapa tulisan tersebut sudah dimuat di Majalah Wirausaha dan Keuangan) memang bagus-bagus dalam isi maupun penyampaiannya. Mudah-mudahan untuk waktu-waktu mendatang saya bisa menandingi tulisan-tulisan lain jika ada kesempatan mengikuti lomba sejenis.. Amin..
Kalau membaca judul di atas, mungkin akan muncul pertanyaan: untuk apa mimpi dicari? Bukankah hampir setiap malam yang namanya mimpi itu selalu mengunjungi kita? Ya, karena yang terpikir oleh kita mimpi itu adalah bayangan-bayangan atau apalah itu namanya yang sering menyambangi kita di malam-malam pada saat kita sedang tidur. Kadang kala yang datang menyambangi itu begitu indah membuat hati kita berbunga-bunga penuh bahagia, tapi mungkin juga menyedihkan menyebabkan perasaan dan kalbu kita berderai-derai air mata, atau bisa jadi menakutkan yang membikin kita merinding dan bangun berkeringat.
Tapi bukan itu yang ingin diceritakan melalui tulisan ini, melainkan mimpi yang ingin diwujudkan, yang masih dikejar, yang masih menjadi angan-angan. Atau kalau bahasa kita waktu sekolah dulu (dan bahasanya Susan, inget nggak Susan boneka lucu yang bisa ‘ngomong’ dan nyanyi di TV bareng Ria Enes itu lho) adalah cita-citaku.
Kenapa kok tiba-tiba ingin bercerita tentang mimpi? Tak lain karena saat ini, menjelang Milad TDA ke II, diadakan lomba membuat tulisan bagi para anggotanya bertemakan mimpi tersebut. Begitu postingan tentang diadakannya lomba menulis itu terbaca, seolah ada sesuatu yang memukul kepalaku dengan keras seakan menyadarkanku dari ‘keasyikan’ku dalam ‘dunia’ku yang kini kusadari belum jelas menuju kemana. Apa sih sebetulnya yang menjadi mimpiku selama ini? Rasanya tidak mudah mencari satu saja yang benar-benar diyakini menjadi mimpiku yang sebenarnya, yang tidak akan berubah-ubah sampai mimpi itu tercapai. Bukan tidak mempunyai mimpi, tapi sebaliknya begitu banyak mimpi-mimpi yang ingin dicapai, bahkan sering berganti-ganti apalagi jika selesai membaca atau mendengar cerita dan pengalaman orang-orang sukses dengan berbagai aktivitas dan bisnis yang dijalankannya. Membaca pengalaman Si A yang sukses dengan bisnis salon & spanya, aku jadi ingin memiliki salon & spa. Mendengar Si B berhasil dalam bisnis retailnya, aku jadi ingin memiliki banyak toko. Mengetahui Si C terkenal dan sukses sebagai pelukis, aku jadi ingin melukis kembali (dulu waktu kecil sampai kira-kira lulus SD, aku begitu suka menggambar, sering ikut dan menang lomba gambar, jika ditekuni mungkin bisa jadi pelukis yang punya gaya tersendiri dan terkenal). Membaca Si D sukses dengan bisnis makanannya, aku juga ingin memiliki stan, warung, atau restoran agar bisa sukses seperti dia. Dan begitu seterusnya…
Beberapa dari ‘mimpi’ku itu memang terwujud, maksudnya sekarang ini sudah ada satu klinik kecantikan dan spa yang harus dikelola, sudah ada toko retail (walaupun masih sharing dengan beberapa teman) yang baru dimulai, dan sudah ada stan kecil untuk jualan makanan yang menunggu dilanjutkan keberadaannya. Namun semuanya masih belum memuaskan jika dilihat dari hasilnya atau dengan kata lain belum mencapai seperti yang dinginkan. Barangkali karena terlalu banyak yang ingin dikerjakan, yang ingin dicapai sehingga semuanya dikerjakan setengah-setengah, belum dengan sepenuh hati. Dalam ketidakjelasan mimpiku itu, aku membaca beberapa buku, ikut beberapa seminar, berdiskusi dengan beberapa orang (terutama dengan suami) tentang bagaimana mewujudkan mimpi kita itu. Beberapa tips yang didapat dari membaca, mengikuti seminar, dan berdiskusi itu memang dicoba dijalankan. Mungkin itu juga yang menyebabkan beberapa ‘mimpi’ku itu sempat terwujud walau belum seperti yang diharapkan hasilnya. Tapi sepertinya ada yang masih belum benar dengan semua yang sudah aku jalankan, masih ada yang perlu diperbaiki. Ya, supaya apa yang diinginkan itu tercapai, semua yang sudah (dan masih akan) terwujud itu menjadi seperti yang diinginkan.
Barangkali aku tidak hanya perlu belajar dari buku, seminar, atau berdiskusi dengan orang dewasa, yang notabene pasti pembicaraannya serius dan kadang membingungkan (antara satu buku dengan buku lain atau dengan seminar atau dengan pendapat orang yang diajak berdiskusi terasa bertolak belakang). Tapi perlu juga ‘belajar’ dari seseorang atau sesuatu yang tidak terlalu serius, melainkan dipenuhi dengan keluguan dan kesederhanaan dalam berpikir maupun bertindak. Dan ternyata tidak terlalu jauh sudah kutemukan orangnya. Tidak lain adalah Sasha, putri pertamaku tersayang yang akhir-akhir ini senang menulikan tentang mimpinya di blognya. Salah satu ‘pelajaran’ yang didapat melalui postingannya di blog tersebut adalah bahwa “Bersabar, saya akan bersabar menerima mimpi saya, dan jangan membuat mimpi lagi…!”. Oke, sepertinya memang aku harus bersabar setelah menentukan satu mimpi utama, jangan tergoda untuk membuat mimpi lain lagi sebelum mimpi tersebut tercapai.
Sekarang, apakah mimpi utamaku itu? Satu yang langsung terpikirkan adalah memiliki toko retail sendiri. Dan memang pemikiran itu sering membayangiku beberapa bulan terakhir ini. Setelah itu, apakah yang akan dilakukan untuk mewujudkan mimpiku itu? Yang menurutku paling mudah dilakukan adalah dengan bertanya kepada, berdiskusi dengan, belajar dari orang-orang yang memang sudah berhasil dalam toko retail ini. Masih sangat awal memang, tapi mudah-mudahan dengan cara itu akan segera terbuka jalan mewujudkan mimpiku itu.
Selain itu tentunya adalah beberapa cara lain yang bisa sangat membantu kita dalam mewujudkan mimpi kita. Cara-cara yang didapat dari membaca buku, mengikuti seminar, dan berdiskusi. Pertama, yakinlah bahwa mimpi itu akan tercapai bahkan rasakanlah seolah-olah mimpi itu sudah terwujud. Nikmati perasaan senang, gembira, dan puas kita karena terwujudnya mimpi kita. Kedua, lakukan pula afirmasi dan visualisasi untuk menguatkannya. Katakan mimpi kita itu setiap malam sebelum tidur dan setiap pagi pada saat kita bangun dari tidur kita, sambil membayangkan mimpi kita tersebut. Metode Digital Prayer yang ditawarkan oleh Pak Erbe Sentanu dapat membantu kita melakukan hal ini. Ketiga, serahkan, pasrahkan apapun hasilnya kepada Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Karena hanya dialah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.
Semoga pada Milad selanjutnya aku bisa bercerita tentang mimpi yang lain yang lebih besar dari mimpiku sekarang ini yang berarti mimpiku ini telah tercapai sepenuhnya. Amin.
3 Comments:
Mewujudkan mimpi dari nol bisa gak ya.....?
InsyaAllah bisa Esha... Yuk kita bermimpi trus kita wujudkan bareng... :)
Aku pindah alamat.....http://www.birulangit.net
Post a Comment
<< Home